Karakteristik Semen Sapi Madura pada Musim Hujan dan Kemarau Di Balai Inseminasi Buatan Lembang Jawa Barat

Main Author: Lestari, Bela Dwi Wadi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175805/
Daftar Isi:
  • Kualitas semen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur, sifat genetik, frekuensi ejakulasi, manajemen pakan, dan suhu serta musim. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari karakteristik semen sapi Madura pada musim yang berbeda (kemarau dan hujan) di Balai Inseminasi Buatan Lembang, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Jawa Barat pada 14-27 Januari 2019. Materi penelitian ini menggunakan data sekunder dari catatan penampungan semen segar sapi Madura selama 1 tahun di BIB Lembang. Data diperoleh dari 2 ekor sapi Madura yang berumur 8 tahun bernama Montehai (161001) dan 6 tahun bernama Mangar (161204). Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus. Data sekunder yang diambil yaitu pada tahun 2018 dan dibedakan berdasarkan perbedaan musim, yaitu hujan dan kemarau. Musim hujan terjadi pada November sampai April, dan musim kemarau terjadi pada Mei sampai Oktober. Variabel yang diamati meliputi volume semen, pH semen, warna semen, konsistensi semen, motilitas massa spermatozoa, motilitas individu spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, Post Thawing Motility (PTM), Recovery Rate (RR), dan produksi semen beku. Data yang diperoleh dianalisis deskriptif, dibuat diagram, dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan volume semen segar sapi Madura pada musim hujan dan kemarau, masing-masing sebesar 5,89±2,57 ml dan 5,76±1,69 ml. Rataan pH semen segar pada musim hujan dan kemarau, masing-masing sebesar 6,64±0,18 dan 6,58±0,18. Rataan warna semen segar pada kedua musim paling dominan yaitu putih susu, persentase pada musim hujan dan kemarau, masing-masing sebesar 72% dan 77%. Rataan konsistensi semen segar pada kedua musim paling dominan yaitu kategori sedang, persentase pada musim hujan dan kemarau, masing-masing sebesar 59% dan 66%. Rataan motilitas massa spermatozoa paling dominan yaitu kategori >2+, persentase pada musim hujan dan kemarau, masing-masing sebesar 81% dan 84%. Rataan motilitas individu spermatozoa pada kedua musim memiliki nilai yang sama yaitu 70%. Rataan konsentrasi spermatozoa pada musim hujan dan kemarau, masing-masing sebesar 1032±320 juta/ml dan 1218±1356 juta/ml. Rataan nilai PTM spermatozoa pada musim hujan dan kemarau, masing-masing sebesar 41,00±2,00% dan 42,00±3,00%. Rataan nilai RR spermatozoa pada musim hujan dan kemarau, masing-masing sebesar 58,00±2,00% dan 60,00±5,00%. Rataan produksi semen beku pada musim hujan dan kemarau, masing-masing sebanyak 254±117 dosis dan 257±96 dosis. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik semen sapi Madura pada musim hujan dan kemarau menunjukkan bahwa musim kemarau lebih baik daripada musim hujan khususnya pada warna (putih susu: 77±0,08%), konsistensi (sedang: 66,00±0,04%), motilitas massa (>2+: 84,00±0,07%), dan motilitas individu (70,00±0,00%). Karakteristik semen sapi Madura pada musim kemarau lebih baik pada musim kemarau dibandingkan musim hujan dilihat pada PTM (42,00±3,00%) dan RR (60,00±5,00%). Sedangkan volume (5,89±2,57 ml), pH (6,64±0,18), konsentrasi (1218±1356 juta/ml), dan produksi semen beku (257±96 dosis) memiliki hasil yang sama pada musim kemarau dan hujan. Saran dari penelitian ini yaitu perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji kualitas semen sapi Madura pada tempat dan lingkungan yang berbeda, sehingga adanya pengaruh musim dan suhu lingkungan dapat diketahui.