Perbedaan Karakteristik Gejala Nyeri Dada pada Pasien Laki-Laki dengan Diabetes Mellitus dan Non Diabetes Mellitus yang Mengalami Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang

Main Author: Manistamara, Halidah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175781/1/Halidah%20Manistamara.pdf
http://repository.ub.ac.id/175781/
Daftar Isi:
  • Nyeri dada dianggap salah satu indikator penting dalam mendeteksi adanya Sindrom Koroner Akut (SKA) dan merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada kondisi klinis. Karakteristik yang tidak khas pada nyeri dada seringkali menyebabkan penderita tidak menyadari bahwa sedang mengalami SKA sehingga penderita terlambat mencari pertolongan tenaga kesehatan atau prehospital delay. Diabetes Mellitus dalam SKA menyumbangkan risiko kematian jantung lebih besar sebanyak 2 hingga 5 kali lipat dibandingkan penderita non diabetes mellitus yang dikaitkan dengan gejala nyeri dada pada pasien DM cenderung tidak khas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan karakteristik gejala nyeri dada pada pasien diabetes mellitus (DM) dan pasien non diabetes mellitus (NonDM) yang mengalami sindrom koroner akut di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini menggunakan cross sectional study. Responden pada penelitian ini berjumlah 61 pasien (33 pasien SKA dengan DM dan 28 pasien SKA NonDM) dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa pada penderita SKA NonDM memiliki karakteristik gejala nyeri dada tipikal (nyeri dada sebelah kiri, tingkat kualitas nyeri sedang-berat) sedangkan pada penderita SKA dengan DM memiliki gejala nyeri dada atipikal (lokasi nyeri dada pada daerah penjalaran ke leher, tingkat kualitas nyeri ringan-sedang). Lokasi nyeri dada menjalar ke leher dan tingkat kualitas nyeri memiliki nilai P-value < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada karakteristik gejala nyeri dada. Pada gejala penyerta tidak ditemukan perbedaan yang signifikan, dari kedua kelompok sama-sama menunjukkan bahwa keringat dingin dan sesak napas memiliki proporsi lebih besar dibanding dengan gejala penyerta lain.