Perbedaan Kadar Kalprotektin Feses Dan Intestinal-Fatty Acid Binding Protein Urine Pada Neonatus Kurang Bulan Dan Bayi Berat Lahir Rendah Dengan Enterokolitis Nekrotikan

Main Author: Arisanti, Ditya
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175686/
Daftar Isi:
  • Enterokolitis nekrotikan termasuk penyebab utama kesakitan dan kematian pada neonatus, dengan angka kematian mencapai 20-50%. Insiden EKN berbanding terbalik dengan usia kehamilan saat lahir dan berat lahir. Etiologi dan patogenesis EKN masih belum sepenuhnya jelas, dengan berbagai faktor risiko. Variasi gejala klinis EKN yang cukup luas, dan pemeriksaan penunjang yang tidak spesifik, mengakibatkan keterlambatan diagnosis sehingga morbiditas dan mortalitas masih tinggi. Banyak penelitian telah dilakukan untuk meneliti parameter yang dapat digunakan untuk membantu mengetahui prognosis EKN. Penelitian ini mengukur kadar kalprotektin feses dan intestinal-fatty acid binding protein dalam urine karena sifatnya yang tidak invasif, dan untuk mengetahui perbedaan kadar kedua parameter pada kelompok EKN dan kontrol, serta mengetahui perbedaan kadar keduanya berdasarkan klasifikasi menurut Bell’s dan Gordon. Penelitian ini didesain sebagai studi cross sectional yang melibatkan 32 subjek penelitian NKB dan BBLR, 16 NKB BBLR dengan EKN dan 16 NKB BBLR sehat. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang mulai Oktober 2015 – Maret 2016. Dilakukan pengukuran kadar kalprotektin feses dan intestinal-fatty acid binding protein urine dengan metode ELISA. Hasil penelitian dianalisis dengan uji t tidak berpasangan untuk melihat perbedaan kadar kalprotektin feses dengan SPSS-16. Karakteristik sampel penelitian, yang terdiri dari 16 bayi laki-laki dan 16 bayi perempuan, rerata usia onset kelompok EKN adalah 6,75 hari. Rerata usia kehamilan kelompok kasus adala 34,25 minggu, sedangan kelompok kontrol adalah 32,87 minggu. Rerata berat badan lahir kelompok kasus adalah 1796 gram, dan kelompok kontrol 1850 gram. Cara persalinan 9 neonatus dari kelompok kasus, dilahirkan dengan seksio sesaria dan sedangkan 6 neonatus dari kelompok kontrol dilahirkan dengan seksio sesaria. Sebanyak 12 dari 16 neonatus EKN merupakan rujukan dari luar RSSA. Skor Apgar menit 1 dan 5 pada kelompok kasus adalah 4-6, dan pada kelompok kontrol adalah 6-8. Faktor risiko ibu pada kelompok kasus adalah ketuban pecah dini, 4 dari 16 responden, preeklampsia berat 1 dari 16 responden. Hasil penelitian menunjukkan kadar kalprotektin pada kelompok EKN lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, menurut klasifikasi Bell’s dan Gordon menunjukkan hasil tidak berbeda bermakna. Hasil penelitian kadar I-FABP urine menunjukkan perbedaan bermakna dengan kadar kelompok EKN lebih tinggi. Kadar I-FABP urine menurut klasifikasi Bell’s menunjukkan perbedaan bermakna di antara 3 kelompok, sedangkan klasifikasi menurut Gordon menunjukkan hasil tidak berbeda bermakna. Uji korelasi menunjukkan adanya korelasi sangat kuat antara kadar kalprotektin dengan EKN, namun tidak berkorelasi dengan derajat EKN Bell’s dan Gordon. Kadar I-FABP urine berkorelasi sangat kuat dengan EKN dan berkorelasi sangat kuat dengan derajat klasifikasi Bell’s dan berkorelasi kuat dengan derajat Gordon. Dari penelitian ini, kami menyimpulkan adanya perbedaan bermakna kadar kalprotektin feses dan I-FABP urine antara kelompok EKN dan kontrol. Dan tidak ada perbedaan bermakna kadar kalprotektin feses dan I-FABP urine pada EKN menurut klasifikasi Bell’s dan Gordon. Dan korelasi kuat antara kadar kalprotektin feses dan I-FABP urine dengan EKN. Diperlukan penelitian lanjutan dari awal gejala klinis EKN dan dievaluasi setelah terapi, dengan sampel yang lebih besar serta dibandingkan dengan biomarker inflamasi lainnya.