Hubungan Tingkat Depresi dengan Self Care pada Pasien Gagal Jantung di Poli Jantung RSI UNISMA

Main Author: Ferinasmara, Anak Agung Istri Catur Dyah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175674/1/Anak%20Agung%20Istri%20Catur%20Dyah%20Ferinasmara.pdf
http://repository.ub.ac.id/175674/
Daftar Isi:
  • Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan self care pada pasien gagal jantung adalah depresi. Tingkat Depresi yang tinggi dapat mempengaruhi self care menjadi kurang optimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa korelasi antara tingkat depresi dan self care pada pasien gagal jantung di Poli Jantung RSI Unisma. Rancangan penelitian dengan cara mengobservasi melalui pendekatan cross sectional. Teknik consecutive sampling digunakan dalam pengambilan sampel berjumlah 100 sampel. Mengukur tingkat depresi digunakan beck depression inventory II (BDI-II) dan untuk mengukur self care digunakan self care heart failure index (SCHFI) yang dimodifikasi dalam bentuk kuesioner. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi spearman. Hasilnya didapatkan bahwa 51 responden (51%) memiliki tingkat depresi minimal. Sebanyak 72 responden (72%) memiliki self care yang sedang. Hasil uji statistik korelasi spearman memiliki nilai p 0.000 yang menyatakan terdapat korelasi yang bermakna antara tingkat depresi dengan self care. Nilai koefisien korelasi spearman adalah -0.505. Nilai ini menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara tingkat depresi dengan self care berada dalam kategori sedang dimana hasil negatif memperlihatkan adanya hubungan tidak searah yang artinya semakin tinggi tingkat depresi maka self care akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat depresi berhubungan dengan self care pada pasien gagal jantung. Disarankan bagi perawat diharapkan dapat memberikan edukasi terkait perawatan diri dan memberikan asuhan keperawatan secara holistic sehingga pasien dapat lebih memperhatikan kondisi depresi yang dialami dan meningkatkan kemampuan self care. Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat mengembangkan program pelatihan perawat edukator jantung.