Efek Penambahan Rimpang Jahe Gajah (Zingiber officinate var. officinale) Temu Putih (Curcuma zedoaria) sebagai Fitobiotik dalam Bentuk Enkapsulasi dan Non Enkapsulasi terhadap Kecernaan Protein dan Energi Metabolis Ayam Pedaging
Main Author: | Rahmawati, Meivista Nurtsalisa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/175622/ |
Daftar Isi:
- Pakan memiliki peranan penting untuk produktivitas pada ayam pedaging, namun kebutuhan pakan memiliki peran 60- 70 % dari total biaya produksi, sehingga perlu adanya efisiensi pakan untuk menekan biaya pakan. Salah satu cara untuk efisiensi pakan adalah dengan menggunakan feed additive yang dicampurkan ke dalam pakan. Feed additive dibagi menjadi 2 yaitu kimiawi dan non kimia, feed additive yang memanfaatkan tanaman herbal sebagai bahannya dinamakan fitobiotik. Bahan herbal yang dapat digunakan sebagai fitobiotik yaitu jahe gajah dan temu putih. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai fitobiotik dikarenakan adanya kandungan senyawa aktif untuk meningkatkan kecernaan. Senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman herbal mempunyai sifat yang mudah menguap sehingga perlu di proteksi dengan menggunakan metode enkasulasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek penambahan rimpang jahe gajah dan temu putih sebagai fitobiotik dalam bentuk enkapsulasi maupun non-enkapsulasi terhadap kecernaan protein dan energi metabolis ayam pedaging. Penelitian diharapkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi pakan dengan pemberian feed additive yang aman. Penelitian dilakukan dikandang milik Bapak Bakri yang bertempat di Jalan Melati No. 3 Dusun Karangmloko, Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Sampel yang digunakan sebanyak 28 ayam pedaging yang tidak dibedakan jenis kelaminnya. Materi dalam penelitian ini adalah fitobiotik yang terdiri dari rimpang jahe gajah dan temu putih dengan perbandingan 50 : 50 yang tidak di enkapsulasi dan enkapsulasi. Tepung rimpang jahe gajah dan temu putih yang tidak dienkapsulasi didapatkan di Materia Medica sedangkan yang dienkapsulasi di produksi di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pecobaan lapang (in vivo) dan analisis laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan percobaan dan 4 ulangan. Adapun perlakuan tersebut adalah kontrol, penambahan fitobiotik yang tidak di enkapsulasi (0,6 %; 0,8 %; 1 %) dan penambahan fitobiotik yang dienkapsulasi ( 0,6 %; 0,8 %; 1 % ). Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan ANOVA. Apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s (UJBD). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan penambahan rimpang jahe gajah dan temu putih yang tidak dienkapsulasi dan dienkapsulasi tidak berbeda nyata (P˃0,05) terhadap kencernaan protein kasar dengan nilai berkisar 64,16- 66,78%, energi metabolis semu dengan nilai berkisar 3278,12- 3454,66 Kkal/kg dan energi metabolis semu terkoreksi n dengan nilai berkisar 3224,45- 3392,45 Kkal/kg. Penambahan fitobiotik jahe gajah ( Zingiber officinale var officinale) dan temu putih (Curcuma zedoaria) bentuk enkapsulasi maupun non enkapsulasi belum mampu meningkatkan nilai keceraan protein kasar, energi metabolis semu dan energi metabolis semu terkoreksi N pada ayam pedaging.