Heat Tolerance Coefficient (Htc) Dan Sweating Rate (Sr) Sapi Peranakan Friesian Holstein (Pfh) Laktasi Pada Ketinggian Tempat Berbeda

Main Author: Huda, Muhamad Nur
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175614/1/Muhamad%20Nur%20Huda%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/175614/
Daftar Isi:
  • Sapi Bangsa PFH adalah sapi FH yang berasal dari Belanda kemudian disilangkan dengan sapi lokal. Sapi PFH dapat memproduksi susu sekitar 4500 - 5500 liter per satu masa laktasi (305 hari). Sapi PFH dapat berproduksi dengan baik apabila lingkungan yang di tempati dapat memberikan kenyamanan, dengan suhu di daerah tropis berkisar ±18 oC dengan kelembaban 55%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan HTC dan sweating rate pada sapi PFH laktasi di ketinggian tempat berbeda untuk menyampaikan wawasan dan informasi ilmiah tentang perbedaan tingkat stress sapi PFH di ketinggian tempat berbeda. Sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam penempatan ternak sapi PFH pada tempat yang sesuai untuk mengoptimalkan produksi susu. Penelitian dilakukan di daerah dataran tinggi dan dataran rendah, yaitu Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang dengan ketinggian ±1100 meter di atas permukaan laut dan Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten kediri dengan ketinggianvii ±160 meter di atas permukaan laut. Kegiatan berlangsung selama satu bulan yaitu dari 10 April 2019 – 09 Mei 2019. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi PFH di Kecamatan Pujon yang berjumlah 20 ekor dengan kondisi laktasi bulan ke-2 pada paritas 2 dan 3, dan sapi PFH di CV. Karunia Kecamatan Gampengrejo yang berjumlah 20 ekor dengan kondisi laktasi bulan ke-2 pada 2 dan 3. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan metode yaitu dokumentasi dan pengamatan. Pemilihan sampel ternak dilakukan secara purposive sampling, yaitu sapi perah PFH laktasi bulan ke-2 pada paritas 2 dan 3 di Kecamatan Gampengrejo dan di Kecamatan Pujon. Variabel pengamatan terdiri dari pengukuran suhu tubuh sapi melalui suhu rektal, Frekuensi pernafasan, sweating rate, suhu dan kelembaban udara. Data HTC, sweating rate di analisis mengunakan Uji-t tidak berpasangan dan data THI sebagai variabel pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat memberikan pengaruh signifikan terhadap suhu tubuh, frekuensi pernafasan, HTC, sweating rate, suhu, kelembaban udara dan nilai THI. Rata-rata dari variabel menunjukkan angka yang berbeda sangat nyata (P≤0,01). Rataan Suhu dan kelembaban udara lebih tinggi dataran rendah dibandingkan dataran tinggi. Rata-rata suhu adalah 29,51±2,87 oC dengan kelembaban 78,49±13,94 % dan suhu rata-rata di dataran tinggi adalah 22,90±3,60 oC dan kelembaban 78,36±9,81 %. Rata-rata nilai THI dataran rendah yaitu 81,65±1,38 dan rata-rata nilai THI dataran tinggi adalah 69,78±1,11, sehingga dapat dikatakan pada dataran rendah sapi mengalami kondisi lingkungan yang tidak nyaman dan mengalami keadaan stress sedang. Rataan suhu tubuh pada dataran tinggi lebih rendah di bandingkan dataran rendah yaitu 37,10±0,93 oC dan suhu tubuhviii yang terjadi pada sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) lebih rendah dibandingkan di daratan rendah yaitu 38,95±0,51oC. Rataan frekuensi pernafasan sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) pada dataran rendah yaitu 71,35±12,50 (kali/menit) dan dataran tinggi 36,80±5,34 (kali/menit). Rataan nilai HTC sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) dataran tinggi lebih rendah dari pada dataran rendah yaitu, 2,57±0,24 sehingga cekaman yang terjadi pada sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) lebih rendah di bandingkan dengan dataran rendah adalah 4,12±0,55. Rata-rata sweating rate sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) dataran rendah dan dataran tinggi yaitu 290,20±90,90 g/m2/jam dan 107,93±19,33 g/m2/jam. Dengan hasil tersebut sweating rate pada sapi PFH dataran tinggi menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dataran rendah. Produksi susu dataran rendah lebih rendah yaitu (10,51±1,76 liter/ekor/hari) dibandingkan pada dataran tinggi (13,39±1,17 liter/ekor/hari). Nilai HTC dan sweating rate sapi PFH laktasi pada dataran rendah lebih tinggi dari pada dataran tinggi, nilai HTC sapi PFH laktasi pada dataran rendah yaitu 4,12 dan dataran tinggi yaitu 2,57. Nilai sweating rate dataran rendah yaitu 290,20 g/m2/jam dan dataran tinggi yaitu 107,93 g/m2/jam. Sebaiknya bagi peternak di daerah dataran rendah lebih mengatur manajemen pemeliharaan supaya suhu dan kelembaban udara dapat disesuaikan dengan kenyamanan hidup ternak sehingga cekaman yang terjadi pada ternak dapat lebih rendah dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan produksi susu yang dihasilkan.