Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Cincau Hijau (Cyclea barbata miers) terhadap Jumlah Neutrofil Luka Bakar Derajat II B pada Fase Inflamasi Tikus Putih (Rattus norvegiccus) Galur Wistar

Main Author: Ayuntyas, Hanna
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175612/1/Hanna%20Ayuntyas.pdf
http://repository.ub.ac.id/175612/
Daftar Isi:
  • Luka bakar menyebabkan kematian, kecacatan dan trauma psikologis. Luka bakar derajat II B merupakan kerusakan jaringan kulit karena sumber panas yang ditandai dengan rusaknya epidermis hingga sebagian dermis, akan tetapi organ kulit sebagian utuh. Tubuh berespon mengembalikan fungsinya melalui proses penyembuhan luka. Penyembuhan luka terdiri dari fase hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan maturasi. Fase inflamasi pada proses penyembuhan luka bakar ditandai dengan munculnya sel neutrofil. Neutrofil membunuh bakteri dengan cara fagositosit. Jumlah neutrofil berpengaruh pada penyembuhan luka yaitu jumlah terlalu banyak menyebabkan nekrosis dan merusak jaringan sekitar, sedangkan jumlah terlalu sedikit menjadikan luka infeksi. Daun cincau hijau memiliki kandungan sebagai antiinflamasi, antibakteri, dan antioksidan yang dapat membantu proses inflamasi. Sehingga, tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya pengaruh konsentrasi pemberian topikal ekstrak daun cincau hijau terhadap jumlah neutrofil fase inflamasi luka bakar derajat II B pada tikus putih. Metode penelitian menggunakan Randomized Post Only Control Group Design. 20 sampel dibagi rata pada kelompok K-, K+, P1 (40%), P2 (45%), P3 (50%). Luka bakar derajat II B di punggung tikus dibuat dengan menempelkan plat besi ukuran 2,2x1 cm yang direbus pada suhu 800C. Jumlah neutrofil luka bakar derajat II B dianalisis menggunakan software OlyVia. Hasil uji statistik One-Way ANOVA didapatkan p-value = 0.048<α (0.05). Sedangkan pada uji Post Hoc Turkey HSD menunjukkan nilai Sig 0.036<α (0.05). Pada penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak daun cincau hijau berpengaruh terhadap jumlah neutrofil luka bakar derajat II B pada fase inflamasi