Pengaruh Media Feses Sapi Dan Bekatul Dengan Penambahan Kultur Mikroba Azotobacter Terhadap Penampilan Produksi Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus)
Main Author: | Purnomo, Edi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/175609/1/Edi%20Purnomo%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/175609/ |
Daftar Isi:
- Pemanfaatan limbah peternakan terlebih feses sapi yang jumlahnya cukup tinggi perlu penanganan yang khusus seperti difermentasi untuk menjadi olahan baru yang salah satunya dijadikan media cacing tanah. Azotobacter merupakan mikroba pengikat nitrogen, feses sapi dan bekatul yang difermentasi dengan Azotobacter diharapkan dapat meningkatkan kandungan protein media cacing tanah (Lumbricus rubellus).Penelitian dilakukan pada tanggal 07 Mei – 07 Juni 2019 di Rumah Bapak Adam yang berlokasi di Jalan Sudanco Supriadi 9A No 42, Sukun, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media feses sapi daan bekatul dengan penambahan kultur mikrobaAzotobacter terhadap jumlah dan bobot cacing tanah (Lumbricus rubellus). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan peternak mengenai pemanfaatan limbah sebagai media cacing dan dapat meningkatkan produksi cacing tanah. Perlakuan dibagi menjadi 4 yaitu P0 (0cc Azotobacter/ 100kg feses sapi dan bekatul); P1 (150cc Azotobacter/ 100kg feses sapi dan bekatul); P2 (250cc Azotobacter/ 100kg feses sapi dan bekatul); P3 (350cc Azotobacter/ 100kg feses sapi dan bekatul) dan 4 kali ulangan disetiap perlakuannya. Berat cacing yang digunakan yaitu 50g pada masing-masing ulangan. Variabel yang diamati ada 2 yaitu bobot cacing dan jumlah cacing pada akhir pemeliharaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dalam Rancangan Acak Lengkap, apabila dari hasil analisis ragam menunjukkan perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata dengan ketentuan Koefisien Keragamanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kultur mikrobaAzotobacter pada media feses sapi dan bekatul berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah dan bobot cacing tanah. Pemeliharaan cacing dilakukan selama 4 minggu,rataan pertambahan jumlah cacing tanah yang dihasilkan P0 (72 ekor) P1 (77,25 ekor) P2 (97 ekor) dan P3 (95,5 ekor). Rataan pertambahan bobot badan harian yang dihasilkan adalah P0 (1,15g) P1 (1,31g) P2 (1,62g) P3 (1,59g). Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh yang diberikan mikroba Azotobacter pada media feses sapi dan bekatul yang membuat unsur hara pada media mampu memberikan kebutuhan hidup cacing dan disukai cacing untuk tumbuh dan berkembang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian kultur mikroba Azotobacter dalam feses sapi dan bekatul dapat meningkatkan kualitas media, jumlah cacing tanah dan bobot cacing tanah. Hasil terbaik yaitu pertambahan bobot (1,62g) dan pertambahan jumlah (97ekor), pada berlakuan P2 dengan pemberian dosis yaitu 250cc Azotobacter/ 100kg feses sapi dan bekatul. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bahwa penelitian selanjutnyav pengamatan menggunakan jenis cacing lain agar diketahui apakah media feses sapi dan bekatul dengan penambahan mikrobaAzotobacter mampu mempengaruhi pertumbuhan cacing tersebut.