Pengaruh Paritas Terhadap Bobot Lahir Dan Bobot Sapih Kambing Senduro
Main Author: | Haryanto, Nahiwan Adi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/175546/1/Nahiwan%20Adi%20Haryanto%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/175546/ |
Daftar Isi:
- Kambing Senduro merupakan hasil persilangan kambing Etawah India dengan kambing Kacang dan kambing Jawarandu yang telah berlangsung sejak 100 tahun lalu. Kambing Senduro merupakan jenis kambing yang bertipe dwiguna (dual purposes). Selain sebagai penghasil daging, kambing Senduro juga penghasil susu. Kecamatan Senduro merupakan salah satu wilayah sentra peternakan kambing Senduro yang topografinya berada dilereng pegunungan dan memiliki jumlah ternak terbesar di bandingkan dengan kecamatan lain, hingga saat ini kambing Senduro sudah tersebar di pulau jawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh paritas terhadap bobot lahir dan bobot sapih kambing Senduro. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Senduro, Kandangtepus dan Kandangan Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus sampai 30 November 2018. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 249 ekor anak kambing Senduro ditimbang bobot lahir danvii bobot sapih umur 90 hari berasal dari 137 ekor induk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Teknik penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu mengambil data yang memenuhi kriteria tertentu untuk keperluan analisis seperti induk kambing senduro yang akan melahirkan atau setelah melahirkan yang berumur 1 hari. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara ditimbang serta pengukuran langsung di lapang. Variabel yang diamati pada kambing Senduro yaitu bobot lahir, bobot sapih dan paritas. Penimbangan anak kambing Senduro dilakukan dengan menggunakan timbangan gantung. Penimbangan dilakukan dua kali yaitu penimbangan bobot lahir anak pada saat umur 1 hari dan penimbangan bobot sapih yaitu pada saat berumur 90 hari. Hasil pengamatan menunjukkan bobot lahir pada paritas I 2,89 ± 0,21 kg, paritas II 2,93 ± 0,22 kg, paritas III 2,96 ± 0,63 kg, dan paritas IV 2,94 ± 0,50 kg. Sedangkan bobot sapih anak kambing Senduro yang terkoreksi 90 hari menunjukkan paritas I 18,20 ± 2,32 kg, paritas II 19,20 ± 1,93 kg, paritas III 19,48 ± 2,72 kg, paritas IV 19,38 ± 2,30 kg. Berdasarkan analisis data maka bobot lahir anak kambing Senduro pada berbagai paritas yang telah terkonversi jenis kelamin dan tipe pemeliharaan menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata, berarti bobot lahir tidak dipengaruhi paritas, Sedangkan bobot sapih menunjukkan hasil berbeda sangat nyata (P<0,01), berarti bobot sapih dipengaruhi oleh paritas. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pada bobot lahir yang telah terkoreksi ke jenis kelamin jantan tidak dipengaruhi oleh paritas, berarti bobot lahir antar paritas relatifviii sama, sedangkan bobot sapih anak kambing Senduro dipengaruhi oleh paritas, semakin meningkatnya paritas maka menghasilkan bobot sapih yang lebih tinggi hingga paritas ketiga kemudian berangsur turun. Penelitian ini adalah upaya dalam pemilihan bibit kambing Senduro yang akan dikembangkan perlu memperhatikan paritas, bobot lahir dan bobot sapih yang baik dan diatas rata-rata.