Pengaruh Paritas Terhadap Kualitas Kolostrum Sapi Peranakan Friesian Holstein (Pfh)
Main Author: | Kemal, Syahshun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/175508/1/Syahshun%20Kemal%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/175508/ |
Daftar Isi:
- Kolostrum adalah sekresi pertama yang diproduksi kelenjar ambing beberapa hari setelah beranak dan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda dari susu, terutama kandungan immunoglobulin (Ig) atau antibodi. Kebanyakan peternak khususnya peternak rakyat, tidak mengetahui tentang pentingnya manajemen pemberian kolostrum, seperti kapan waktu pemberian yang tepat, seberapa banyak jumlah pemberiannya dan bagaimana kualitas kolostrum yang diberikan. Kualitas kolostrum diketahui dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bangsa sapi, lama periode kering, tingkat terjadinya penyakit dan paritas induk. Rataan induk laktasi pertama memproduksi jumlah kolostrum lebih rendah, total masa immunoglobulin (Ig) lebih rendah, dan konsentrasi IgG yang lebih rendah dibanding induk laktasi kedua atau lebih tinggi. Kualitas kolostrum berlanjut meningkat dengan meningkatnya paritas setelah beranak kedua. Secara umum induk yang lebih tua memiliki kolostrum paling baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paritas terhadapviii kualitas kolostrum sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH). Penelitian ini telah dilaksanakan di peternakan rakyat yang menjadi anggota dalam KUD “Sumber Makmur”, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Pengujian sampel kolostrum menggunakan Brix refraktometer dilakukan segera setelah pengambilan sampel. Waktu penelitian dilaksanakan pada Februari sampai April 2019. Materi yang digunakan adalah sapi perah PFH yang sedang bunting tua sebanyak 30 ekor yang memiliki kriteria umur kebuntingan 9 bulan dan tingkat laktasi 1-5 dengan masing-masing laktasi berjumlah 6 ekor. Sampel diambil pada pemerahan pertama pada setiap putingnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan Rancangan Acak Kelompok dengan puting sebagai perlakuan dan paritas sebagai kelompok. Variabel yang diamati adalah nilai %Brix dan masa kering. Data dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA), apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat berbeda nyata maka dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas mempunyai pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kualitas kolostrum. Rataan kualitas kolostrum pada paritas satu (28,92%Brix) nyata lebih tinggi dibanding paritas dua (26,88%Brix). Kualitas kolostrum mengalami peningkatan mulai dari paritas dua sampai paritas lima, yaitu: Paritas 3 ; 29,08%Brix, Paritas 4 ; 29,17%Brix, dan Paritas 5 ; 29,46%Brix. Hasil perhitungan regresi hubungan antara paritas dengan masa kering didapatkan persamaan Y=62,58 + 0,52X. Persamaan tersebut memiliki arti bahwa setiap kenaikan satu paritas induk akan mengalami kenaikan masa kering sebesarix 0,52 hari. Nilai Korelasi diperoleh 0,19 menunjukkan adanya hubungan positif lemah antara paritas induk dengan masa kering. Karena pada rentang -1 ≤ 0 ≥ 1 korelasi menunjukkan 0 < r ≤ 0,20. Hubungan yang sangat lemah ini menandakan jika paritas induk memberikan sedikit pengaruh terhadap lama masa kering induk bunting tua di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa paritas berpengaruh terhadap kualitas kolostrum. Semakin tinggi tingkat paritas maka semakin tinggi kualitas kolostrum yang dihasilkan dan semakin panjang masa kering induk. Kualitas terbaik berada pada paritas lima dengan nilai 29,46%Brix, sedangkan paritas hanya berpengaruh sebesar 3,58% terhadap masa kering. Saran penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh paritas terhadap kualitas kolostrum yang ditinjau dari faktor lain yang mempengaruhi seperti seperti lama pengeringan dan vaksinasi selama masa kering