Gender-Based Speech Style of Noble Characters in Thor: Ragnarok Movie: A Sociolinguistics Approach

Main Author: Putri, Widya Desriana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175441/
Daftar Isi:
  • Fenomena pada penggunaan bahasa berbasis latar belakang dan gender kini telah muncul di masyarakat. Masing-masing gender dan juga mereka yang dikategorikan sebagai bangsawan dianggap menggunakan gaya bahasa yang berbeda saat berkomunikasi. Tak jauh berbeda dengan yang terjadi di masyarakat, karakter pada film superhero, khususnya karakter bangsawan pada film Thor: Tagnarok tentunya memiliki gaya mereka masing-masing. Oleh sebab itu, penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menemukan gaya bahasa paling dominan yang digunakan oleh Loki dan Hela sebagai representasi orang bangsawan pada masing-masing gender. Selain itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifkasi pengaruh latar belakang dari karakter pada gaya bahasa yang digunakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjawab rumusan masalah. Secara umum, data penelitian ini adalah ucapan yang dibuat oleh Loki dan Hela. Sedangkan Film Thor: Ragnarok digunakan sebagai sumber data. Berdasarkan pada 126 data yang dianalisisi menggunakan teori oleh Joos (1967), diketahui bahwa kedua karakter menggunakan tiga gaya bahasa yaitu gaya konsultatif, gaya kasual dan gaya intim. Namun, Loki menggunakan gaya konsultatif sebagai gaya paling dominan, sedangkan Hela menggunakan gaya kasual sebagai gaya paling dominan. Setelah itu, diketahui bahwa latar belakang demikian pula dengan sifat alami dan peran Loki dan Hela mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan. Penggunaan gaya bahasa tersebut juga dipengaruhi oleh latar belakang dari setiap karakter yang terlibat dalam percakapan. Untuk memperkaya hasil studi mengenai gaya bahasa, disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan teori lain seperti teori yang dikemukakan oleh Baxter (2010) atau teori oleh Haas (1979). Direkomendasikan pula untuk menggabungkan analisa berbasis gender dengan analisa berbasis umur dari segi subyek penelitian. Dan terakhir, genre film yang lebih kuat seperti genre politik, medis, sejarah dan nonfiksi diusulkan sebagai obyek penelitian untuk menemukan keberagaman hasil.