Pengaruh Pemberian Suplementasi Besi (Fe) Dosis Tinggi Pada Tikus Bunting Terhadap Gangguan Pertumbuhan dan Keadaan Hidup Mati Pada Janin Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar

Main Author: Afiifah, Indah Nur
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175341/1/Indah%20Nur%20Afiifah.pdf
http://repository.ub.ac.id/175341/
Daftar Isi:
  • Prevalensi anemia di negara berkembang khususnya di Indonesia yaitu dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil dan separuhnya mengalami anemia. Hal ini terjadi karena terjadinya peningkatan kebutuhan pada ibu hamil. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 88 Tahun 2014 mengenai “Standar Tablet Darah” untuk ibu hamil diberikan setiap hari selama masa kehamilannya atau minimal 90 tablet. Zat besi yang dikonsumsi ibu hamil sesuai peraturan dari pemerintah minimal adalah 5400 mg. Sedangkan, kebutuhan pada ibu hamil adalah 800-1040 mg. Kelebihan zat besi dapat mengarah pada peningkatan radikal bebas, jika tidak diimbangi dengan antioksidan maka akan menyebabkan stress oksidatif. Stress oksidatif dapat mempengaruhi ekspresi gen dengan cara mengganggu aktivitas redox sensitive transcription factors yang berperan penting dalam perkembangan embrionik. Tujuan: mengetahui pengaruh pemberian suplementasi besi (Fe) dosis tinggi pada tikus bunting terhadap gangguan pertumbuhan dan keadaan hidup mati pada janin tikus putih. Metode: Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus bunting yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan; kontrol negatif (P0); perlakuan 1 dengan dosis 0,54mg; perlakuan 2 dengan dosis 1,08mg; dan perlakuan 3 dengan dosis 2,16mg. Suplementasi besi (Fe) diberikan pada induk tikus dari hari pertama hingga hari ke-18 kebuntingan. Lalu dilakukan pembedahan pada hari ke-19 dan dilakukan pengamatan pada janin tikus seperti berat badan, panjang badan, kelainan jumlah jari dan keadaan hidup mati. Hasil: Berat badan pada janin tikus putih pada kelompok kontrol memiliki berat yang lebih besar dibandikan dengan kelompok perlakuan, dengan nilai signifikansi (p=0.049). Panjang badan pada janin tikus putih pada kelompok kontrol memiliki panjang yang lebih besar dibandikan dengan kelompok perlakuan, dengan nilai signifikansi (p=0.134). Kelainan jumlah jari pada janin tikus putih didapatkan bahwa terdapat 3 ekor janin pada perlakuan 1 dan 1 ekor janin pada perlakuan 3, dengan nilai signifikansi (p=0.075). Keadaan hidup mati pada janin tikus putih didapatkan bahwa terdapat 2 ekor janin yang mati pada perlakuan 1, dengan nilai signifikansi (p=0.099). Kesimpulan: Suplementasi besi (Fe) dosis tinggi memiliki efek terhadap gangguan pertumbuhan janin.