Uji Efektifitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro

Main Author: Agape, Grecella Janeta
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175242/1/Grecella%20Janeta%20Agape.pdf
http://repository.ub.ac.id/175242/
Daftar Isi:
  • Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang sering ditemukan pada penderita mastitis. WHO (2013) menyatakan bahwa di negara-negara ASEAN angka kesakitan mastitis mencapai 8,7%. Kulit jeruk nipis mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak etanol kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) memiliki efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan metode difusi sumuran untuk menentukan zona hambat yang terbentuk di sekitar lubang sumuran. Sampel yang digunakan adalah Staphylococcus aureus yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi FKUB, Malang. Konsentrasi yang digunakan adalah 0%, 10%, 25%, 50%, 75%, 100%, dan clindamycin sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol kulit jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus mulai dari konsentrasi 25% dengan rata-rata diameter zona hambat 2,82 mm. Hasil analisis data dengan Uji Kruskal-Wallis (p=0.000) menunjukkan adanya perbedaan pada setiap pemberian konsentrasi ekstrak etanol kulit jeruk nipis terhadap diameter zona hambat yang terbentuk. Hasil Uji Spearman (p=0.000, r=0.965) menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan maka semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit jeruk nipis memiliki efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro.