Pemanfaatan Limbah Cair dan Limbah Padat Di Sentra Industri Sanan, Kota Malang
Main Author: | Anggraini, Fifin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/175125/ |
Daftar Isi:
- Sentra Industri Sanan merupakan salah satu pusat dari industri rumah tangga yang terdapat di Kota Malang. Pada industri tempe menghasilkan limbah, yaitu limbah cair dan padat. Limbah padat berasal dari kulit kedelai yang mengapung pada saat proses pencucian, sedangkan limbah cair berupa air bekas rendaman kedelai dan air bekas kedelai. Beberapa industri memanfaatkan limbah cair tersebut sebagai makanan ternak, tetapi terdapat juga industri yang tidak memanfaatkan limbah cair tersebut dan langsung dibuang ke sungai maupun ke selokan. Pencemaran tersebut disebabkan karena volume limbah yang besar dan pembuangan langsung ke lingkungan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Hal tersebut menyebabkan sungai maupun selokan menjadi bau dan tercemar. Penduduk Sentra Industri Sanan selain bermata pencaharian sebagai pedangang/pelaku industri juga sebegai peterank. Terdapat 401 ekor sapi di Sentra Industri Sanan. Terdapat 2 sumber limbah pada Sentra Industri Sanan yang berasal dari industri tempe dan peternakan. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan limbah cair dan limbah padat di Sentra Industri Sanan yang dapat diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis supply demand dan analisis klaster spasial. Berdasarkan hasil survei primer terdapat 14 industri tempe yang memanfaatkan ampas kedelai dan air limbah sebagai pakan dan minum ternak sapi. Dalam penelitian ini menggunakan analisis supply demand untuk melihat potensi ampas kedelai dan air limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan dan minum ternak, serta melihat kecukupan potensi limbah ternak dalam memenuhi kebutuhan energi peternak dan industri tempe. Berdasarkan perhitungan ketersediaan dan kebutuhan ampas kedelai serta air limbah diketahui bahwa total ketersediaan ampas kedelai di industri tempe sanan dapat mencukupi 18% total kebutuhan ampas kedelai untuk pakan sapi, sedangkan untuk total ketersediaan air limbah di industri tempe sanan mampu mencukupi sebanyak 30% dari total kebutuhan air minum untuk ternak sapi. Dari hasil pengelompokkan didapatkan 29 kelompok peternak. Kelompok peternak tersebut digunakan untuk mengetahui ketersediaan dan kebutuhan energi kelompok peternak. Ketersediaan energi kelompok peternak yaitu sebesar 4.642 m3/hari, sedangkan untuk kebutuhan energi kelompok peternak sebesar 249,2 m3/hari. Setelah melakukan perhitungan ketersediaan dan kebutuhan kelompok peternak, maka dilakukan analisis klaster spasial untuk pendistribusian biogas kelompok peternak dan industri tempe, serta pendistribusian ampas kedelai dan air limbah untuk kelompok peternak dan industri tempe. Setelah dilakukan analisis klaster spasial didapatkan 13 kelompok peternak dan industri tempe. Berdasarkan perhitungan ketersediaan ampas kedelai dapat mencukupi 15% kebutuhan pakan ternak sapi dan ketersediaan air limbah dapat 10% mencukupi air minum ternak sapi. Total kebutuhan energi kelompok peternak dan industri tempe sebesar 465,6 m3/hari, sedangkan untuk ketersediaan energi sebesar 2014,0 m3/hari.