Pemaknaan Khalayak Mengenai Pertukaran Peran Gender Dalam Film (Studi Reception Analysis Pada Film Ki and Ka (2016))

Main Author: Harun, Muhamad
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175081/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan khalayak (pasangan suami-istri) dari latar belakang budaya berbeda mengenai pertukaran peran gender dalam film Ki and Ka. Film Ki and Ka merupakan salah satu film Bollywood yang mencoba memberi cara pandang baru tentang peran gender, dengan menampilkan pertukaran peran gender yang dijalankan antara laki-laki dan perempuan di dalam keluarga. Dalam realitas kehidupan pada umumnya hal itu tentunya tidak sesuai, terutama pada masyarakat India dan Indonesia yang kental dengan budaya patriarki. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode Reception Analysis model Stuart Hall, yaitu encoding dan decoding yang membagi pemaknaan khalayak kedalam Three Hypothetical Positions, terdiri dari Dominant Hegemonic Position (Posisi Hegemoni), Negotiated Code Position (Posisi Negosiasi), dan Oppotional Code Position (Posisi Oposisi). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah in depth interview (wawancara mendalam). Hasil penelitian ini menemukan bahwa pemaknaan yang diterima informan tentang pembagian peran yang dijalankan antara suami dan istri, ternyata masih berpegang teguh terhadap stereotype budaya patriarki yang dibentuk melalui konstruksi sosial. Tidak ada satupun informan yang berada pada posisi Dominant hegemonic (posisi hegemoni). Hampir seluruh informan pada dasarnya tidak menyetujui wacana dominan yang ditampilkan pada film Ki and Ka, karena nilainilai antara pembuat pesan yang di tampilkan dan penonton (informan) sangat berbeda bahkan bertolak belakang. Informan yang istrinya hanya berfokus mengurus pekerjaan domestik dan suami yang berfokus mencari nafkah masuk dalam Negotiated Code Position (posisi negosiasi). Sedangkan informan yang istrinya ikut bekerja dan suami yang juga membantu pekerjaan domestik masuk dalam Oppotional Code position (posisi oposisi). Selain itu, ternyata faktor agama, budaya, dan keluarga menjadi dasar sebagai pembentuk peran gender yang dijalankan oleh informan.