Strategi Bertahan Hidup Rumah Tangga Petani Akibat Dampak Kekeringan Di Dusun Brak Desa Wadeng Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik

Main Author: Azizi, Muhammad Lukman
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175072/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini membahas tentang dampak kekeringan yang menyebabkan kebutuhan subsisten rumah tangga petani di Dusun Brak mengalami kesulitan. Dulunya sebelum ada dampak kekeringan kebutuhan sehari-hari rumah tangga petani dapat terpenuhi dengan mudah, karena kondisi iklim yang masih belum panas dan ketersediaan air juga masih banyak. Namun setelah dampak kekeringan muncul ketersediaan air menjadi sangat minim sehingga petani seringkali mengalami gagal panen. Keadaan tersebut tentunya memiliki dampak terhadap pemenuhan kebutuhan subsisten rumah tangga petani yang sebagian besar bergantung dari sektor pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi bertahan hidup rumah tangga petani dalam memenuhi kebutuhan subsistensinya akibat dampak kekeringan. Penelitian ini menggunakan teori Etika Subsistensi dari James C.Scott sebagai alat analisis untuk mengetahui strategi yang dijalankan. Dampak kekeringan yang terjadi di Dusun Brak menyebabkan kebutuhan subsisten menjadi terancam. Oleh sebab itu rumah tangga petani melakukan cara atau strategi bertahan, supaya penghasilan yang mereka miliki cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Strategi bertahan yang dijelaskan dalam teori ini adalah mengikat sabuk lebih kencang, alternatif subsistensi, memanfaatkan jaringan dan patron klien. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan strategi bertahan hidup yang dijalankan oleh rumah tangga petani dalam menghadapi dampak kekeringan, diantaranya adalah (1) mengikat sabuk lebih kencang dengan cara melakukan penghematan atau mengurangi jumlah kebutuhan dengan mengganti kebutuhan mereka dengan kualitas yang lebih rendah dan harga yang lebih murah. (2) Melakukan alternatif subsistensi atau mencari pekerjaan sampingan untuk menutupi kekurangan dengan cara bekerja sebagai buruh tani, kuli bangunan dan berternak. (3) Memanfaatkan anggota keluarga dan sanak saudara yang dimiliki untuk diajak berkerja sama dalam membantu pemenuhan kebutuhan rumah tangga. (4) Memanfaatkan tetangga sekitar yang memiliki toko kelontong untuk dimintai pinjaman baik berupa sembako atau uang. (5) Memanfaatkan sumber daya pertanian yang dimiliki oleh patron untuk digunakan sebagai pendukung dalam proses kegiatan pertanian baik berupa lahan pertanian atau sarana irigasi.