Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Kambing Dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Main Author: Purba, Vicky
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/174978/
Daftar Isi:
  • Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat penting bagi masyarakat. Bawang merah digunakan sebagai bahan/bumbu penyedap makanan sehari – hari dan juga digunakan sebagai obat tradisional atau bahan industri makanan yang berkembang pesat pada saat ini. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil bawang merah yang tinggi, Badan Pusat Statistik (2014) mencatat bahwa produksi bawang merah di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 1.234.000 ton atau naik 22,08% dari total produksi di tahun 2013. Saat ini luas lahan bawang merah di indonesia mencapai 94.898 ha dengan rata rata potensi produksi mencapai 10,10 ton/ha. Menurut Sumarni et al. (2012), produktivitas bawang merah tersebut masih rendah jika dilihat dari potensi produksi bawang merah di Indonesia mencapai 20 ton/ha. Untuk itu tentu perlu adanya pendekatan teknologi atau inovasi terbaru pada teknik budidaya tanaman bawang merah agar produksi yang diperoleh maksimal. Peningkatan yang dilakukan tidak hanya berasal dari penggunaan bibit unggul saja tetapi juga memperhatikan berbagai teknik budidaya seperti pemupukan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah penggunaan pupuk organik seperti pupuk kendang kambing. Selain memiliki kadar bahan organik tinggi yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah, penggunaan pupuk kendang kambing juga memiliki dampak yang baik bagi lingkungan akan tetapi penggunaan pupuk organik saja tidak cukup dalam budidaya tanaman, oleh karena itu diperlukan pemberian pupuk anorganik yang memiliki kandungan unsur hara yang tinggi untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk organik dan anorganik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman karena serapan unsur hara lebih optimal akibat penambahan bahan organik yang berasal dari pupuk kandang. Penelitian dilaksanakan di Desa Ngijo Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur dengan ketinggian tempat 525 mdpl dan suhu rata-rata 25°C - 31°C. Penelitian dilaksanakan pada 12 Mei 2019 – 12 Juli 2019. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah cangkul, meteran, tugal, timbangan , alat tulis, kalkulator, papan nama , kamera, dan Leaf area meter. Sedangkan bahan yang digunakan ialah bawang merah varietas Super Philip, pupuk kandang kambing, pupuk NPK, dan pestisda. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor dan diulang 3 kali. Faktor pertama ialah dosis pupuk kandang kambing (kontrol, 10 ton/ha, 20 ton/ha) dan faktor kedua ialah dosis pupuk NPK (400 kg/ha; 600 kg/ha; 800 kg/ha). Karakter pengamatan pertumbuhan yaitu luas daun (cm2), jumlah daun (helai), tinggi tanaman (cm) dan bobot kering tanaman (g/tan), sedangkan karakter pengamatan hasil yaitu jumlah umbi, bobot segar umbi per tanaman (g/tan), bobot segar umbi per petak (kg/petak) dan bobot segar umbi per hektar (ton/ha), bobot kering umbi per tanaman (g/tan), bobot kering umbi per petak (kg/petak), dan bobot kering umbi per hektar (ton/ha). Data yang diperoleh yaitu data pertambahan yang diuji dengan analisis uji F dengan taraf 5%, untuk mengetahui adanya pengaruh setiap perlakuan. Jika terdapat beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNJ dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pupuk kandang kambing dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Selain itu, interaksi yang nyata terjadi antara perlakuan pupuk kandang kambing dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Interaksi terjadi pada parameter jumlah daun 56 hst, bobot segar umbi, dan bobot kering umbi. Perlakuan O2A3 (pukan kambing 20 t ha-1 dengan pupuk NPK 800 kg ha-1 merupakan karakter yang memiliki hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Pada karakter jumlah daun, perlakuan O2A3 memiliki nilai jumlah daun sebesar 46,67 helai. Pada karakter hasil, perlakuan O2A3 memiliki nilai bobot segar umbi sebesar 86,67 g/tanaman, 2,17 kg/petak, dan 17,33 ton/ha sedangkan pada parameter bobot kering umbi, perlakuan O2A3 menghasilkan bobot kering umbi sebesar 74,65 g/tanaman, 1,87 kg/petak, dan 14,93 ton/ha.