Respon Pertumbuhan Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) pada Cekaman Salinitas
Main Author: | Ashari, Sinta Ayu Dewi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/174803/ |
Daftar Isi:
- Kedelai merupakan komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena kandungan nutrisi yang tinggi sering digunakan untuk konsumsi pangan. Hal ini menyebabkan kedelai mengalami peningkatan dalam hal permintaan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Produksi kedelai di Indonesia belum dapat memenuhi tingkat konsumsi sehingga menyebabkan terjadinya impor, seperti halnya yang dilaporkan oeh FAO (2013) bahwa produksi kedelai di dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 65,61% konsumsi domestik. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas kedelai dalam negeri, salah satunya adalah semakin berkurangnya lahan optimal untuk budidaya tanaman kedelai karena sebagian lahan pertanian telah beralih fungsi. Hal tersebut yang mendasari perlu ditingkatkannya produktivitas kedelai melalui beberapa hal seperti intensifikasi dan ekstensifikasi. Ekstensifikasi bisa dilakukan dengan penggunaan lahan marginal yaitu tanah salin. Penggunaan tanah salin dalam budidaya kedelai nyatanya masih mengalami hambatan dalam menghasilkan produksi kedelai yang tinggi, dikarenakan kandungan garam yang tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2019 sampai dengan Juli 2019 di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi yang beralamat di Jalan Raya Kendalpayak No.66, Kendalpayak, Pakisaji, Kota Malang, Jawa Timur. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor 1 adalah 5 tingkat kadar salinitas (S) yaitu: S: 0 mS cm-1, S4: 4 mS cm-1, S8: 8 mS cm-1, S12: 12 mS cm-1, S16: 16 mS cm-1, dan faktor 2 adalah varietas dan galur harapan kedelai (G) yang terdiri dari 7 galur harapan dan 3 variets sebagai pembanding yaitu: G1: Anjasmoro, G2: Wilis, G3: Ringgit, G4: K-10 (IB/K-169-3), G5: K-11 (IB/M-872-1), G6: K-12 (M/IB-895-2), G7: K-13 (I/Argp-1048-13), G8: K-14 (I/M-824-19), G9: K-15 (Agl/I-1114-8), G10: N-8 (IBM22-862-4-1-1-1). Parameter pengamatan yang dilakukan adalah: 1) Pengamatan non-destruktif yang meliputi umur berkecambah, tinggi tanaman, jumlah daun 2) Pengamatan destruktif yang meliputi panjang akar, bobot kering akar, bobot kering batang, bobot kering daun, luas daun, dan Kandungan Air Relatif daun. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diaplikasikan. Apabila hasilnya berbeda nyata dan menunjukkan interaksi maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Kedelai memberikan respon pertumbuhan yang tidak normal pada tingkatan salinitas yang semakin tinggi. Galur harapan G9 (K-15) dan galur harapan G7 (K-13) menunjukkan tingkat toleransi terhadap cekaman garam yang lebih baik pada berbagai tingkat salinitas dibandingkan dengan varietas pembanding dan galur harapan yang lain ditinjau dari parameter pertumbuhan.