Pengaruh Lokasi Pita Konduksi pada Permukaan Isolator Kaca Terhadap Tingkat Arus Bocor

Main Author: Andaru, Danang Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/1748/1/Danang%20Dwi%20Andaru.pdf
http://repository.ub.ac.id/1748/
Daftar Isi:
  • Isolator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan daerah berpotensial listrik dengan yang tidak berpotensial listrik. Pada pemasangannya, isolator diletakkan di ruang terbuka sehingga banyak terpengaruh lingkungan sekitarnya, misalnya pengaruh dari suhu, radiasi ultraviolet, kelembapan, polusi udara, dan curah hujan. Polutan yang terkandung diudara dapat menempel pada permukaan isolator. Unsur polutan yang paling berpengaruh terhadap unjuk kerja isolator adalah garam natrium klorida (NaCl) yang terbawa angin laut. Lapisan garam ini bersifat konduktif terutama pada keadaan cuaca lembab. Jika cuaca seperti ini terjadi, maka akan mengalir arus bocor melalui lapisan konduktif yang menempel dipermukaan isolator. Dengan mengalirnya, arus bocor pada permukaan konduktif isolator, maka terjadilah pemanasan dilapisan konduktif. Arus bocor permukaan konduktif isolator yang mengalir secara terus menerus dapat menyebabkan terbentuknya pita konduksi. Pada tegangan tertentu, kondisi ini dapat menyebabkan pelepasan muatan melintasi pita konduksi sehingga terbentuk busur listrik (arc) dan terjadi lewat denyar (flashover). Pada penelitian ini memaparkan pengaruh lokasi pita konduksi pada permukaan isolator kaca terhadap tingkat arus bocor. Zat pengotor pada penelitian ini menggunakan larutan NaCl dengan variasi massa garam 10-50 gr. Setelah larutan NaCl didapatkan maka disemprotkan pada permukaan isolator kaca kemudian melakukan pengujian terhadap arus konduksi dengan menggunakan tegangan arus searah. Setelah didapat arus konduksi pada berbagai lokasi pita konduksi maka dapat menghitung resistansi permukaan kemudian resistivitas dan konduktivitas permukaan. Kemudian langkah selanjutnya melakukan pengujian terhadap arus bocor pada berbagai lokasi pita konduksi dengan variasi tegangan uji 2- 29 kV. Setelah arus bocor didapatkan maka dapat menghitung resistansi permukaan, rugi daya nyata dan rugi energi dalam waktu satu tahun. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa variasi tegangan uji dan lokasi pita konduksi mempengaruhi arus bocor yang terjadi. Semakin besar tegangan uji maka arus bocor, resistansi permukaa dan rugi energi dalam satu tahun juga meningkat. Pada tegangan uji 23 kV, 0.34 moll larutan natrium klorida pada lebar pita konduksi 40 mm arus bocor, resistansi dan rugi energi dalam kurun waktu satu tahun diposisi ground masing-masing sebesar