Pengaruh Sistem Tanam dan Mulsa terhadap Intersepsi Radiasi Matahari pada Tanaman Jagung (Zea mays L. var. indurata) Varietas BISI 18

Main Author: A’yun, Norma Qurrota
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/174796/
Daftar Isi:
  • Jagung (Zea mays L. var. indurata) merupakan salah satu komoditas pangan terpenting kedua setelah padi, di Indonesia jagung digunakan sebagai makanan pokok di beberapa daerah. Komoditas jagung merupakan komoditas multifungsi atau biasa disebut dengan 4F, yakni untuk pangan (food), pakan (feed), bahan bakar (fuel) dan bahan baku industri (fiber) (Panikkai et al., 2017). Seiring dengan perkembangan sektor peternakan dan industri pangan, maka kebutuhan jagung akan mengalami peningkatan. Tanaman jagung secara umum dibudidayakan dengan sistem tanam baris tunggal atau single row dengan jarak tanam 70 cm x 30 cm atau 80 cm x 30 cm. Jarak tanam yang renggang menyebabkan penangkapan intensitas radiasi matahari pada tajuk tanaman kurang efisien pada awal pertumbuhan dan menyebabkan tajuk saling menaungi pada fase pertumbuhan cepat. Hal ini disebabkan bentuk tajuk tanaman jagung yang relatif horizontal. Sehingga daun bagian bawah tanaman sedikit menerima cahaya matahari dan menyebabkan laju proses fotosintesis daun bagian bawah menurun (Sugito, 2012). Guna meningkatkan pemanfaatan radiasi matahari perlu penerapan teknologi untuk memanipulasi lingkungan tumbuh pada budidaya tanaman jagung. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan cahaya pada tanaman jagung adalah pengaturan sistem tanam dan penggunaan mulsa pada budidaya tanaman jagung. Pada umumnya terdapat dua sistem tanam yang banyak dikenal masyarakat, yakni sistem tanam single row dan double row atau biasa disebut dengan istilah jajar legowo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi antara sistem tanam dan jenis mulsa terhadap intersepsi radiasi matahari pada tanaman jagung. Hipotesis yang diajukan adalah penerapan sistem tanam double row dan pemberian mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan intersepsi radiasi matahari dan meningkatkan produksi tanaman jagung varietas BISI 18. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya yang terletak di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang pada bulan Februari sampai Juni 2019. Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi cangkul, tangkil, ember, meteran, gunting, timbangan analitik tipe Scout Pro, oven tipe DHG 9220(A), lux meter tipe LX-1010B, LAM (leaf area meter) tipe LI-3100C Brochure, knapsack sprayer, alat tulis dan kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi benih jagung hibrida varietas BISI 18, jerami, mulsa plastik hitam perak, pupuk urea (46% N), pupuk SP36 (36% P2O5), pupuk KCl (60% K2O), pupuk kandang, amplop, alvaboard, pestisida dan fungisida. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 kombinasi perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari single row + tanpa mulsa (A), single row + mulsa organik (B), single row + mulsa plastik hitam perak (C), double row + tanpa mulsa (D), double row + mulsa organik (E) dan double row + mulsa plastik hitam perak (F). Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengamatan pertumbuhan, pengamatan panen, dan pengamatan lingkungan. Pengamatan dilakukan secara destruktif pada umur 30, 45, 60, 75 dan 90 hst. Parameter pertumbuhan meliputi, jumlah daun per tanaman, luas daun per tanaman, indeks luas daun (ILD), luas daun spesifik (LDS), berat kering total tanaman dan laju pertumbuhan tanaman (LPT). Parameter pengamatan panen meliputi, berat kering 1000 biji, berat kering biji per tanaman, berat kering biji per m2, produksi per hektar dan indeks panen (IP). Sedangkan parameter pengamatan lingkungan meliputi efisiensi intersepsi (Ei) dan cahaya pantul (albedo). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh nyata, dilakukan uji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah kombinasi sistem tanam double row dengan mulsa plastik hitam perak. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pada parameter pertumbuhan meliputi luas daun, indeks luas daun,berat kering total tanaman dan laju pertumbuhan tanaman kombinasi perlakuan double row + mulsa plastik hitam perak diikuti kombinasi perlakuan single row + mulsa plastik hitam perak memiliki hasil terbaik. Hasil parameter panen meliputi berat kering 1000 biji, berat kering biji per tanaman, berat kering biji per petak dan hasil panen per hektar menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan double row + mulsa plastik hitam perak memiliki hasil terbaik. Kombinasi perlakuan double row + mulsa plastik hitam perak memiliki produksi tertinggi, yakni 9,29 ton ha-1, intersepsi radiasi matahari tertinggi sebesar 95,57% dan albedo sebesar 47,82%.