Uji Efektivitas Herbisida Glifosat dan Metil Metsulfuron Pada Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Main Author: Panjaitan, Kristian Natanael
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/174786/
Daftar Isi:
  • Kelapa sawit ialah salah satu tanaman yang berkontribusi dalam perekonomian negara Indonesia. Pengaruh kelapa sawit dalam membantu nilai ekspor tidak lepas dari produksi yang dihasilkan. Menurut Ditjenbun (2019), luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2019 mencapai 14.677.560 ha dengan produksi sebesar 42.869.429 ton. Hasil produksi yang tinggi menjadi tujuan bagi perusahaan supaya dapat mencapai keuntungan yang optimal. Fase pertumbuhan tanaman kelapa sawit terbagi menjadi dua fase yaitu fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan fase tanaman menghasilkan (TM). Pengendalian gulma kelapa sawit dilakukan pada piringan pohon dan gawangan. Gulma yang berada pada piringan pohon kelapa sawit menghaslikan (TM) perlu dilakukan pengendalian dengan tujuan untuk mengurangi kompetisi unsur hara serta memudahkan pemupukan dan pengambilan brondolan buah kelapa sawit (Pahan, 2013). Pengendalian gulma ialah suatu usaha pemeliharaan tanaman budidaya dengan menghentikan persaingan antara tanaman budidaya dan gulma dalam mendapatkan unsur hara, air, dan cahaya matahari supaya tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Beberapa metode pengendalian gulma telah dilakukan di perkebuanan kelapa sawit, baik secara manual, mekanis, kultur teknis, biologis, maupun kimiawi yaitu dengan penggunaan herbisida, dan menggabungkan beberapa metode tersebut. Dosis herbisida ialah faktor yang menentukan efektivitas penggunaan herbisida. Pemberian dosis yang tepat dapat menekan laju pertumbuhan dan perkembangan gulma, tetapi jika dosis herbisida terlalu tinggi akan mengurangi efektivitas dan dapat meracuni tanaman budidaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2019 di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Tanjung Garbus, Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi penelitian berada pada ketinggian ± 26 m diatas permukaan laut dan curah hujan 1. 774 mm/tahun. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Herbisida yang digunakan ialah Glifosat dan Methil Metsulfuron. Perlakuan yang digunakan yaitu : P0 : Kontrol, P1 : Penyiangan Manual, P2 : Glifosat 0, 4 L/ha + Metil Metsulfuron 30 g/ha, P3 : Glifosat 0, 4 L/ha + Metil Metsulfuron 35 g/ha, P4 : Glifosat 0, 5 L/ha + Metil Metsulfuron 40 g/ha, P5 : Glifosat 0,5 L/ha + Metil Metsulfuron 45 g/ha. Parameter pengamatan yaitu kematian gulma dominan, analisa vegetasi, bobot kering gulma total dan spesies dan fitoksisitas. Data pengamatan akan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf nyata 5%. Apabila berpengaruh nyata dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5% untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan herbisida campuran glifosat dan metil metsulfuron dengan berbagai dosis dapat mengendalikan Davallia trichomanoides, Ottochloa nodosa, dan Asystasia intrusa. Dosis herbisida campuran glifosat + metil metsulfuron yang efektif mengendalikan dan menekan pertumbuhan Davallia trichomanoides, Ottochloa nodosa, dan Asystasia intrusa ialah herbisida glifosat + metil metsulfuron dosis 0,5 l/ha + 45 g/ha. Pengamatan fitoksisitas tanaman kelapa sawit menghasilkan pada semua perlakuan herbisida campuran selama percobaan tidak ditemukan gejala keracunan.