Manfaat Kompos Limbah Kulit Kopi dan Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Pembibitan Tanaman Kopi (Coffea canephora P.)

Main Author: Simbolon, Bona Hasian
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/174784/
Daftar Isi:
  • Tanaman kopi (Coffea canephora P) merupakan tanaman dengan beragam manfaat, menyebabkan tingkat konsumsi kopi semakin meningkat. Pembibitan merupakan tahapan awal yang dapat meningkatkan produksi dari tanaman kopi. Media tanam memegang peranan penting dalam pembibitan kopi. Penggunaan media tanam yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang optimal bagi tanaman. Untuk itu, diperlukan media tanam yang efektif untuk menunjang pertumbuhan bibit kopi yang optimal. Salah satu media tanam yang dapat dimanfaatkan untuk pembibitan kopi adalah limbah kulit kopi hasil sisa produksi tanaman kopi yang telah dikomposkan karena dinilai memiliki kandungan c-organik sebesar 43,3%, kadar nitrogen 2,98%, fosfor 0,18% dan kalium 2,26% yang dapat dimanfaatkan bagi bibit tanaman kopi. Selain limbah tanaman kopi, limbah dari tanaman padi dengan kandungan karbon 41,44%, nitrogen 0,57%, pottassium 0,59%, kalsium 0,06%, besi 0,006% dan lainnya, juga dapat dimanfaatkan. Penggunaan limbah pertanian sebagai media tanaman juga dapat mengurangi potensi pencemaran lingkungan. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini perlu dilakukan dengan harapan mendapatkan kombinasi dari media tanam yang dapat mengoptimalkan pembibitan tanaman kopi dengan memanfaatkan limbah pertanian tanaman kopi dan padi. Penelitian ini untuk mempelajari manfaat dari limbah kulit kopi dan sekam padi sebagai media tanam dalam pembibitan tanaman kopi dan mendapatkan kombinasi media tanam yang paling baik. Hipotesis penelitian ini adalah perlakuan limbah kulit kopi 25% dan tanah 75% menjadi kombinasi paling baik untuk pembibitan tanaman kopi. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2019 di Desa Kasin Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yang terdiri dari 9 perlakuan komposisi media tanam dengan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah; P0: Tanah 100%; P1: Tanah 75% + kompos kulit buah kopi 25%; P2 : Tanah 50% + kompos kulit buah kopi 50%; P3 : Tanah 25% + kompos kulit buah kopi 75%; P4 : Kompos kulit buah kopi 100%; P5: Tanah 75% + kompos sekam padi 25%; P6 : Tanah 50% + kompos sekam padi 50%; P7 : Tanah 25% + kompos sekam padi 75% dan P8 : Kompos sekam padi 100%. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata (F hitung > F tabel 5%). Maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5% untuk melihat perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kompos sekam padi dengan perlakuan 25% tanah + 75% (P7) kompos sekam padi mununjukkan pertumbuhan bibit tanaman kopi yang terbaik dan sama dengan perlakuan media tanam 100% (P0). Hal ini dibuktikan pada parameter pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat basah tajuk, berat kering tajuk, panjang akar, jumlah akar, volume akar, berat basah akar, dan berat kering akar yang paling tinggi dibandingkan semua perlakuan.