Hubungan Kelimpahan Total Bakteri dan Respirasi Tanah Akibat Perbedaan Manajemen Sistem Agroforestri Kopi
Main Author: | Sholih, Naylil Aula |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/174763/ |
Daftar Isi:
- Hutan memiliki fungsi penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan iklim. Bahan organik merupakan penentu kemampuan tanah untuk mendukung tanaman dan penentu nilai respirasi tanah karena sebagai sumber energi untuk bakteri penghasil CO2. Respirasi tanah merupakan indikator penting pada suatu ekosistem yang meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan proses metabolisme di dalam tanah. Pada hutan pendidikan UB forest pengetahuan tentang respirasi dan total bakteri tanah masih bersifat eksplorasi. Oleh karena itu, perlu adanya pengukuran terhadap respirasi CO2 dengan manajemen budidaya tanaman kopi yang berbeda untuk mengetahui emisi yang dihasilkan dengan tidak mengurangi jasa lingkungan dan menurunkan produksi tanam. Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai dengan bulan Juni 2019 di UB forest dan analisa sampel tanah di Laboratorium Jurusan Tanah. Penelitian tersebut menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 4 plot pengamatan dan 3 zonasi yang diulang sebanyak 3 ulangan. Plot pengamatan yaitu LC (Low Management and Canopy), MC (Medium Management and Canopy), HC (High Management and Canopy) dan BAU (Bussines As Ussual). Pengamatan yang dilakukan meliputi pengukuran biomassa, Luas Bidang Dasar (LBD), masukan seresah, suhu, intensitas cahaya C-organik, pH, tekstur tanah, BI, BJ, kualitas seresah, respirasi tanah serta total bakteri. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan apabila data hasil berbeda nyata, maka analisis dilanjutkan menggunakan uji DMRT taraf 5%. Tahap selanjutnya uji korelasi dan regresi untuk mengetahui hubungan parameter serta besar pengaruh dari parameter. Dari ketiga pengamatan pengambilan sampel respirasi tanah menunjukkan nilai tertinggi pada plot pengamatan HC dan nilai respirasi terendah pada plot BAU. Nilai rata-rata pengamatan pertama plot BAU jarak a = 50 cm dari kopi 388,027 kg C-CO2 ha-1 hari-1 sangat berbeda nyata dengan plot HC jarak a = 50 cm dari kopi 1015,799 kg C-CO2 ha-1 hari-1, pada pengamatan kedua hasil nilai rata-rata respirasi tanah plot BAU jarak b = 50 cm dari pinus dengan nilai 108,584 kg C-CO2 ha-1 hari-1 berbeda nyata dengan plot HC jarak b = 50 cm dari pinus dengan nilai 685,200 kg C-CO2 ha-1 hari-1. Hasil nilai respirasi tanah pada pengamatan ketiga plot BAU jarak c = 100 cm dari kopi dan pinus dengan nilai 196,941 kg C-CO2 ha-1 hari-1 berbeda nyata dengan plot HC jarak c = 100 cm dari kopi dan pinus dengan nilai 327,373 kg C-CO2 ha-1 hari-1. Korelasi antara respirasi dan jumlah bakteri yaitu r tabel = -0,2614 (R2 = 0.024) yang menunjukkan tidak adanya hubungan. Hasil analisis regresi berganda didapatkan y = -2980,290 + 0,1666 X1 + 74,079 X2 + 246,914 X3 – 0,075 X4 – 38,133 X5 – 460,910 X6 + 0,00 X7 dengan nilai R2 = 88,5% yang artinya nilai masukan seresah, suhu tanah, suhu udara, intensitas cahaya, biomassa pohon, bahan organik tanah, pH tanah dan total bakteri dapat meningkatkan nilai respirasi sebesar 88,5% dan 11,5% dipengaruhi oleh variebel yang lain.