Kandungan NPK Material Letusan Gunung Kelud dan Serapan NPK Pakcoy akibat Aplikasi Bahan Organik Baru pada Residu Pupuk Anorganik dan Paitan
Main Author: | Awaliah, Nadya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/174760/ |
Daftar Isi:
- Erupsi Gunung Kelud mengakibatkan infrastruktur mengalami kerusakan dan seluruh kegiatan masyarakat menjadi terhambat, tidak terkecuali di bidang pertanian. Lahan terdampak erupsi yang tertimbun oleh penambahan abu vulkanik dan material pasir memberikan dampak negatif pada kesuburan tanah. Upaya perbaikan tanah terdampak bahan letusan Gunung Kelud dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik. Penambahan bahan organik dapat mempercepat proses pelapukan pada material letusan dan meningkatkan unsur hara tersedia bagi tanaman. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aplikasi bahan organik pupuk kandang sapi maupun paitan dengan atau tanpa pupuk anorganik mampu memperbaiki kandungan hara pada material letusan serta meninggalkan residu hara pada tanah terdampak material letusan. Hal tersebut mendasari penelitian lanjutan untuk mengkaji ketersediaan efek residu dari penambahan bahan organik dengan anorganik pada tanah terdampak material letusan untuk musim tanam kedua dengan tanaman indikator yang digunakan adalah pakcoy. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2018 hingga Maret 2019 di rumah kaca milik Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Rancangan acak lengkap digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari sepuluh perlakuan dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Perlakuan merupakan kombinasi antara residu material letusan pada berbagai dosis pupuk anorganik (R100: Urea 400 kg ha-1, SP-36 150 kg ha-1, dan KCl 75 kg ha-1; R70: Urea 280 kg ha-1, SP-36 105 kg ha-1 dan KCl 52,5 kg ha-1; R40: Urea 160 kg ha-1, SP-36 60 kg ha-1 dan KCl 30 kg ha-1) dan penambahan bahan organik baru (BPk: pupuk kandang sapi; BTs: Tithonia diversifolia segar). Pengaplikasian bahan organik baru dilakukan secara homogen dengan dosis rekomendasi pupuk organik yaitu 20 t ha-1 kemudian dilakukan inkubasi selama dua minggu sebelum dilakukan penanaman. Sampel tanah diambil sebanyak tiga kali (2, 4, dan 8 minggu setelah inkubasi) pada tiap perlakuan untuk analisa kandungan hara NPK tanah. Analisa kandungan hara dilakukan di Laboratorium Kimia Jurusan Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dengan metode Kjeldahl (N-total), P-Bray 1 (P-tersedia), NH4OAc 1 N pH 7 flamephotometer (K-tersedia) dan pada tanaman dilakukan analisis serapan hara NPK (6 minggu setelah tanam) dengan metode pengabuan basah. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA) taraf 0,05 menggunakan aplikasi Genstat Discovery 18th Edition kemudian dilakukan uji lanjut DMRT dengan taraf 0,05. Uji Korelasi dan Regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar parameter dan besarnya pengaruh antar parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu pupuk anorganik (semua dosis) dengan paitan pada tanah terdampak material letusan Gunung Kelud masih tersedia untuk pertumbuhan tanaman pakcoy pada 2, 4, dan 8 MSI dengan kandungan N-total (0,03-0,04%), P-tersedia (84,7-88,1 ppm), dan K-tersedia (0,19-0,32 me 100g-1). Kandungan N-total tertinggi pada R40B0, P-tersedia pada R100B0, R70B0 dan R40B0 tidak berbeda nyata, dan K-tersedia tertinggi pada R70B0. Penambahan bahan organik baru pupuk kandang sapi dan paitan sama-sama mampu meningkatkan kandungan NPK tanah pada 2, 4, 8 MSI dan serapan hara oleh tanaman pakcoy. Peningkatan kandungan N-total (0,04-0,06%), P-tersedia (91,8-112,9 ppm), dan K-tersedia (0,31-0,49 me 100g-1) lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan bahan organik baru dan kontrol (100% pupuk anorganik) pada 8 MSI. Peningkatan serapan hara N (17,7-25,8 mg tan-1), serapan hara P (1,18-1,65 mg tan-1), dan serapan hara K (1,43-2,34 mg tan-1) lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan bahan organik baru dan kontrol. Kandungan NPK tanah dan serapan hara oleh tanaman pakcoy tertinggi didapatkan pada perlakuan penambahan bahan organik baru pupuk kandang sapi.