Sindiran dan Kritik dalam Kartun Anti Korupsi sebagai Retorika Visual
Main Author: | Sihotang, Elisabeth Katharina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/174616/ |
Daftar Isi:
- Retorika visual merupakan istilah untuk mendeskripsikan studi visual dalam ranah ilmu retorika, berkaitan dengan studi tentang penggunaan simbol-simbol untuk berkomunikasi. Retorika visual dapat memengaruhi pemikiran dan perilaku individu melalui penyampaian pesan dalam gambar. Kartunis melihat kesempatan ini dengan memberikan gambar mereka sebagai bentuk edukasi moral mengenai anti korupsi. Pameran kartun anti korupsi diadakan setelah kejadian operasi tangkap tangan DPRD dan Bupati Malang di Balaikota saat Oktober 2018 lalu. Retorika visual membaca kartun-kartun anti korupsi sebagai perspektif dengan menggunakan elemen-elemen karya visual dan pandangan para pengunjung. Kartun-kartun yang dibuat ini dimaksudkan untuk memberikan kritik dan sindiran kepada para koruptor atas tindakan yang mereka lakukan selain untuk mengedukasi pengunjungnya. Melalui penelitian ini penulis ingin menyampaikan pesan yang diterima oleh peneliti dan pengunjung melalui gambar kartun anti korupsi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik analisis retorika visual sebagai perspektif. Penelitian ini menganalisis 7 kartun anti korupsi yang telah ditentukan oleh panitia dan juga peneliti. Responden yang digunakan oleh peneliti adalah 5 pengunjung dengan teknik sampling snowball. Analisis yang dilakukan peneliti menggunakan retorika visual sebagai perspektif yang diurutkan menjadi 3 tahapan, yaitu nature of image, function of image dan evaluation of image. Ketiga rangkaian tahapan ini yang memberikan hasil dari peneltiian retorika visual kartun anti korupsi. Penyalahgunaan wewenang menimbulkan korupsi dapat terjadi. Kegiatan korupsi yang banyak dilakukan oleh pemimpin menjadikan korupsi identik dengan politikus dan diibaratkan dengan tikus. Tikus merupakan hewan yang hidup di tempat kotor menjadi sebuah kesamaan dengan tingkah laku para koruptor. Sindiran dan kritik tersebut didapatkan melalui pesan yang ditangkap pada gambar kartun dengan menggunakan Retorika Visual sebagai Perspektif