Representasi Identitas Etnis Melalui Papan Nama Usaha di Kota Pasuruan (Kajian Lanskap Linguistik)
Main Author: | -, Afiyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/174540/ |
Daftar Isi:
- Kota Pasuruan dipilih karena melimpahnya produk linguistik (pada papan nama usaha) yang tersedia secara alami di ruang publik. Secara histori kota Pasuruan merupakan pusat kerasidenan pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai pusat administrasi dan ekonomi. Daerah tersebut dapat menunjukkan adanya keberagaman bahasa dan budaya dengan maraknya papan nama usaha dan iklan di ruang publik. Penelitian ini mengkaji tentang etnis yang mendiami pusat Kota Pasuruan. Titik fokus pada penelitian ini ialah bagaimana identitas etnis diinterpretasikan di ruang publik melalui representasi etnis melalui huruf latin, bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kekhasan nama penggunaan bahasa ruang publik yang dapat mencerminkan identitas etnis masing-masing. Penelitian ini menggunakan pisau bedah lanskap linguistik yang diharapkan dapat mengulas kehidupan sosial etnis di Kota Pasuruan. Data diperoleh melalui dokumentasi foto dan wawancara dengan pemilik usaha tersebut. Pemilik usaha yang diwawancara dipilih dengan teknik random sampling. Hasil dari penelitian ini yaitu 1) tiga etnis yang memadati ruang publik yaitu etnis Arab, Cina, dan Jawa. 2) kaidah frasa pada etnis Arab dan Jawa paling banyak berstruktur FNS N+N bermakna gramatikal ‘milik’, sementara pada representasi identitas etnis Cina paling banyak berstruktur FNS N+A bermakna gramatikal ‘keadaan’. pemertahanan identitas etnis Arab dan Cina lebih menonjol daripada etnis Jawa karena representasi etnis melalui huruf latin dan melalui bahasa Indonesia. Etnis Jawa terkesan lebih ingin keluar dari identitas etnisnya karena representasi etnis melalui huruf latin dan melalui bahasa Inggris. 3) Ditinjau dari letak penyebarannnya, etnis Cina dan Arab lebih menargetkan mangsa pasar yang berekonomi menengah ke atas daripada etnis Jawa.