Pengelolaan Pariwisata Pulau Bunaken Berbasis Destination Management Organization

Main Author: Dwianto, Janitra Yondha
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/174500/
Daftar Isi:
  • Pulau Bunaken adalah salah satu destinasi pariwisata yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Bunaken di Provinsi Sulawesi Utara. Pulau Bunaken berada di dalam wilayah administrasi Kota Manado, dan menjadi andalan Kota Bunaken sebagai penghasil PAD Kota Manado. Akan tetapi, terdapat berbagai permasalahan di dalam destinasi pariwisata Pulau Bunaken. Pada tahun 2011 pemerintah menerapkan program Destination Management Organization (DMO) terhadap destinasi Taman Nasional Bunaken bersama dengan 14 destinasi pariwisata lain di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada pengelolaan pariwisata di Pulau Bunaken berbasis Destination Management Organization. Penelitian ini menggunakan konsep Destination Management Organization yang dicanangkan oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan melakukan wawancara kepada aktor terkait serta dengan melakukan observasi terhadap pengelolaan wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Manado dan Balai Taman Nasional Bunaken serta beberapa aktor lainnya. Hasil penelitian ini adanya pengembangan pada produk wisata yang dilakukan pemerintah, namun masih belum maksimal. Adanya dual kepentingan antara Balai Taman Nasional Bunaken dan Dinas Pariwisata dalam mengelola Bunaken. Pemasaran yang dilakukan menggunakan cyber campaign dan kerjasama dengan negara asing. Namun dalam pemasaran masih memiliki hambatan yaitu pemasaran yang baik dan besar-besaran tidak didampingi pada persepsi wisatawan yang akan menimbulkan penurunan jumlah kunjungan berulang. Untuk sektor lingkungan, diberlakukannya sistem zonasi untuk melindungi dan mencegah kerusakan ekosistem namum merugikan masyarakat dalam dengan peningkatan kualitas di destinasi wisata yang akan memberikan dampak negatif menjalani aktivitas di luar kepariwisataan. Rendahnya minat masyarakat lokal dalam mempertunjukkan kebudayaan dan adat lokal kepada wisatawan. Dana retribusi tidak masuk ke dalam kas pemerintah daerah yang menyebabkan Dinas Pariwisata harus menggunakan APBD dalam mengelola sektor pariwisata. Kemudian masyarakat Bunaken cenderung mengandalkan pelatihan dan pendampingan dari pemerintah dan LSM namun tidak ada keinginan untuk menentukan nasibnya sendiri.