Vocational High School Students’ Motivation and Anxiety in Learning English at EFL Context
Main Author: | Maylani, Alfila |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/174373/ |
Daftar Isi:
- Bahasa Inggris sulit dipelajari oleh siswa SMK karena bahasa Inggris memiliki struktur bahasanya sendiri yang berbeda dengan struktur bahasa Indonesia yang lebih rumit. Menurut Chang (2006), sebagian besar siswa yang memilih untuk memasuki sistem sekolah menengah kejuruan cenderung tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris yang sangat baik di sekolah menengah pertama, banyak siswa yang tumbuh dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah dan tidak memiliki kesempatan untuk berlatih bahasa Inggris sepulang sekolah. Akibatnya, siswa tidak tertarik untuk belajar bahasa Inggris dan mereka memiliki kecemasan dalam belajar bahasa Inggris. Misalnya, merasa takut akan umpan balik negatif dari keikutsertaan mereka di kelas bahasa Inggris, merasa cemas terhadap komunikasi, selama kelas bahasa Inggris, perasaan takut terhadap penilaian di kelas bahasa Inggris (Horwitz et al, 1986). Namun, tidak sama sekali siswa hanya memiliki kecemasan, beberapa siswa juga memiliki motivasi untuk belajar bahasa Inggris. Ada dua macam motivasi, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas satu SMK Negeri 4 Malang yang terdiri dari 35 siswa dari kelas X DG E. Penulis menggunakan dua instrumen yaitu angket dan wawancara untuk 4 siswa terpilih. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik siswa adalah "tinggi" dengan rata-rata variabel adalah 2,910. Itu didukung hasil wawancara, mereka secara intrinsik merasa senang belajar bahasa Inggris dan mereka secara ekstrinsik belajar bahasa Inggris untuk lulus ujian. Sementara itu, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan siswa adalah "rendah" dengan rata-rata variabel adalah 2,427. Itu didukung hasil wawancara, bahwa mereka tidak merasa cemas terhadap kelas bahasa Inggris. Oleh karena itu, ini menyarankan siswa untuk mempertahankan motivasi mereka dan menghilangkan kecemasan untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar bahasa Inggris