Kajian Bentuk Bedengan Serta Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Daun (Allium fistulosum L)

Main Author: Nurfajri, Akhmad Subhan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/174121/
Daftar Isi:
  • Bawang daun merupakan tanaman sayuran daun semusim yang berbentuk rumput. Menurut Cahyono (2005) peluang bisnis bawang daun dengan dilihat dari harga yang relatif murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga daya beli masyarakat terhadap bawang daun sangat kuat. Menurut Kurnia dkk (2006) dalam budidaya sayuran, baik yang dilakukan di daratan rendah maupun didataran tinggi, petani melaksanakan usaha taninya dalam bedengan selebar 0,7 m - 1,2 m. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik 2018, di Jawa Timur tahun 2012 produksi pada tanaman bawang daun mencapai 122.371 ton, jumlah tersebut menurun pada tahun 2013 yaitu dengan produksi mencapai 100.508 ton jika dibandingkan dengan produksi 2014 yaitu produksi mencapai 101.698 ton, jumlah yang relatif sedikit ini ada peningktan, pada tahun 2015 mengalami penurunan kembali 79.003 ton (BNP, 2018). Mulsa adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembabban dan suhu tanah sebagai media tanaman terjaga kestabilannya, disamping itu pula dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik. Pembuatan bedengan biasanya petani membuat setengah lingkaran dan datar. Pembuatan bedengan lebih mudah setengah lingkaran daripada datar, dan fungsi bedengan adalah agar menerima cahaya matahari yang cukup dan agar irigasi berjalan dengan baik. Bawang daun memiliki persyaratan tumbuh yang harus sesuai dengan kondisinya agar mencapai hasil dan tumbuh yang baik, maka dari itu perlunya ada penelitian agar mengetahui seberapa pengaruh dan memperoleh hasil dari perlakuan melalui kombinasi bentuk bedengan dan macam mulsa yang digunakan. Penelitian ini akan dilaksanakan di Dusun Dadapan, Kecamatan Bumiaji Batu pada bulan Juni-September 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan dengan metode pengamatan secara dekstuktif dan saat panen. Pengamatan pada bawang daun meliputi bentuk bedengan dan jenis mulsa dengan rincian: M1 = Bentuk Setengah Lingkaran Tanpa Mulsa, M2 = Bentuk Datar Tanpa Mulsa, M3 = Bentuk Setengah Lingkaran Mulsa Jerami, M4 = Bentuk Datar Mulsa Jerami, M5 = Bentuk Setengah Lingkaran Mulsa Hitam Perak, M6 = Bentuk Datar Mulsa Hitam Perak. Parameter pengamatan yaitu Tinggi tanaman, Luas daun, jumlah anakan, jumlah daun, berat basah dan berta kering. Data yang diperoleh dianalisis dengan ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh yang diberikan. Apabila beda nyata, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kombinasi jenis mulsa dan bentuk bedengan, pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun berat basah dan berat kering. Perlakuan kombinasi dengan menggunakan mulsa hitam perak dan bentuk bedengan datar mengahasilkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dari pada yang lainnya. Pengaruh bentuk bedengan datar, karena cahaya matahari akan diterima lebih banyak dari pada setengah lingkaran, sehingga hasil dari bentuk datar akan lebih tinggi daripada yang setengah lingkaran. Jenis mulsa mempengaruhi hasil tanaman bawang daun, pada mulsa hitam perak akan menghasilkan lebih tinggi dari pada mulsa jerami apalagi tanpa mulsa.