Keanekaragaman Jamur Entomopatogen pada Rizosfer Pertanaman Jagung dengan Ketinggian Tempat Berbeda di Malang Raya
Main Author: | Fadillah, Muchammad Ivan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/174115/ |
Daftar Isi:
- Tanaman jagung merupakan komoditas yang sangat bermanfaat dan bernilai ekonomis tinggi bagi manusia. Produktivitas komoditas jagung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Namun kebutuhan jagung untuk pangan dan pakan baik kualitas maupun kuantitas belum terpenuhi sehingga masih impor dari negara lain. Hama merupakan salah satu kendala yang dapat menurunkan produksi jagung. Konsep pengendalian hama terpadu (PHT) sangat sesuai untuk menjawab permasalahan serangan hama. Tahap awal yang diperlukan adalah melakukan peninjauan keanekaragaman jenis jamur pada agroekosistem tanaman jagung. Hasil identifikasi dapat memberikan informasi mengenai jenis jamur entomopatogen yang kemudian akan dijadikan acuan dalam pengendalian hama terpadu di lahan jagung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jamur entomopatogen pada rizosfer pertanaman jagung dengan ketinggian tempat berbeda di Malang Raya. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Hayati , Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Pengambilan sampel tanah dilakukan di lahan dataran tinggi (902 mdpl) dan lahan daerah dataran rendah (316 mdpl). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2018. Metode penelitian ini meliputi, pengambilan sampel tanah rizosfer, isolasi (insect bait method), purifikasi dan identifikasi. Jamur yang diperoleh diidentifikasi hingga tingkat genus. Setiap jumlah jenis jamur yang diperoleh pada kedua lokasi disajikan dalam tabel. Jamur yang didapatkan dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk foto berdasarkan hasil identifikasi makroskopis dan mikroskopis Hasil identifikasi jamur entomopatogen pada rizosfer tanaman jagung dataran tinggi dan dataran rendah ditemukan sebanyak 12 genus. Genus yang diperoleh dari lahan jagung dataran tinggi sebanyak 9 genus yaitu Acremonium, Scopulariopsis, Cochliobolus, Penicillium, Mucor, Aspergillus, Paecilomyces, Fusarium, dan Metarhizium. Sedangkan genus yang diperoleh dari lahan jagung dataran rendah sebanyak 5 genus yaitu Cladosporium, Beauveria, Mortierella, Fusarium dan Metarhizium. Keanekaragaman jamur di dataran tinggi lebih beragam dibandingkan dengan dataran rendah. Perlu dilakukan penelitian lainnya dengan menambah jumlah lokasi pada dataran tinggi dan dataran rendah untuk variasi ulangan. Selain itu perlu dilakukan perhitungan kelimpahan jamur untuk menghitung nilai indeks keanekaragaman.