Analisis Keputusan Petani Dalam Penggunaan Sistem Upah Tenaga Kerja Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi di Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi
Main Author: | Wahyuni, Elvina Dwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/174104/ |
Daftar Isi:
- Tujuan akhir (goal) dari penelitian ini adalah untuk memperoleh masukan dalam upaya peningkatan pendapatan usahatani padi di Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Tingkat konsumsi beras di Indonesia mencapai 124,89 kg/kapita/tahun dengan jumlah penduduk mencapai 255,46 juta orang, (Kementerian Pertanian, 2016). Angka konsumsi beras tersebut dapat terus meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahun. Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memberikan sumbangan terbesar bagi pemenuhan kebutuhan padi nasional sebesar 17,32 % dengan produktivitas padi sebesar 5.262 ton/ha (Badan Pusat Statistik 2016). Desa pelanglor merupakan salah satu desa yang berpotensial menghasilkan padi terbesar di kabupaten Ngawi dengan jumlah produksi sebesar 8 ton/ ha (Gapoktan Surya Tani, 2017). Produksi padi akan meningkat jika produsen dapat mengelola faktor produksi dengan efisien diantaranya luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk dan pestisida (Nasrudin,2016). Pengalokasian faktor-faktor produksi tersebut secara efisien akan menghasilkan pendapatan yang maksimal dalam kegiatan usahatani. Petani di Desa Pelanglor menggunakan 2 jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja harian dan borongan. Penggunaan tenaga kerja harian harus berkontribusi lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kerja borongan (Padmo dan Djatmko,2002). Desa Pelanglor memiliki potensi dalam pengembangan usahatani padi akan tetapi sebagian besar petani padi di Desa Pelanglor masih belum efisien dalam penggunaan sistem upah tenaga kerja dikarenakan sebagain besar petani masih menggunakan tenaga kerja borongan yang berdampak pada pendapatan belum maksimal dalam kegiatan usahatani padi. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah" Sejauh mana keputusan petani menggunakan sistem upah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi" secara rinci permasalahan penelitian tersebut dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan sistem upah tenaga kerja oleh petani dalam usahatani padi di daerah penelitian? 2. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani padi di daerah penelitian tergolong rendah atau tinggi? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani padi? 4. Bagaimana pengaruh keputusan petani menggunakan tenaga kerja (harian atau borongan) terhadap pendapatan usahatani padi? Dalam penelitian ini metode penentuan responden menggunakan proportionate stratified random sampling dimana dari 200 populasi petani dipilih 33 petani padi yang menggunakan tenaga kerja harian dan borongan pada musim tanam penghujan ke-1 pada bulan november 2017- Februari 2018. Metode pengumpulan data pada penelitian ini meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan pada tujuan pertama untuk mengetahui penggunaan sistem upah tenaga kerja dalam usahatani padi di daerah penelitian dengan mendeskripsikan penggunaan tenaga kerja yang digunakan oleh petani di daerah penelitian. Tujuan kedua untuk mendeskripsikan tingkat pendapatan usahatani padi di daerah penelitian digunakan analisis uji beda rata-rata. Tujuan ketiga untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi dapat dilakukan dengan analisis regresi berganda. Tujuan keempat untuk menganalisis pengaruh keputusan petani menggunakan tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani padi dilakukan dengan analisis regresi berganda. Berdasarkan analisis yang yang telah dilakukan maka didapatkan hasil dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Sebagian besar petani padi di daerah penelitian (70%) menggunakan sistem tenaga kerja borongan. Menurut petani hal tersebut dikarenakan sistem tenaga kerja borongan lebih cepat selesai dibandingkan tenaga kerja harian. 2. Pendapatan usahatani padi di daerah penelitian masih tergolong rendah yaitu sebesar Rp 10.849.695/Ha. Hasil penelitian terdahulu di Jawa Timur yaitu Desa Bendungan Kabupaten Tulungagung pada tahun 2016, Desa Sumber Ngepoh Kabupaten Malang 2016, dan Desa Pamotan Kabupaten Malang 2015 jauh lebih tinggi yaitu rata-rata sebesar Rp 21.379.022/Ha. 3. Variabel produksi dan harga jual gabah berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani padi, artinya peningkatan produksi dan harga gabah akan meningkatkan pendapatan usahatani padi per Ha, sedangkan variabel biaya bibit, biaya tenaga kerja dan biaya pupuk berpengaruh negatif terhadap pendapatan usahatani padi artinya, didalam penelitian peningkatan biaya-biaya tersebut akan menurunkan pendapatan usahatani padi per Ha. Variabel biaya pestisida tidak tidak dapat disimpulkan pengaruhnya terhadap pendapatan usahatani padi, dalam analisis inni karena data antar responden kurang bervariasi. 4. Keputusan petani padi dalam penggunaan sistem tenaga kerja harian atau borongan di daerah penelitian berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani padi per Ha Artinya petani yang memilih menggunakan tenaga kerja harian memiliki fungsi pendapatan usahatani padi per ha lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja borongan.