Pengaruh Jarak Tanam Dan Waktu Penyiangan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril)
Main Author: | Wibowo, Dimas Satriyo |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173972/ |
Daftar Isi:
- Salah satu jenis tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman kedelai yang memiliki nama latin Glycine max L. yang termasuk dalam tanaman semusim. Kebutuhan kedelai yang terus meningkat ini tidak diimbangi oleh produksi dalam negeri, sehingga menyebabkan impor kedelai terus meningkat dari tahun ketahun. Berdasarkan data BPS (2015) kebutuhan kedelai mencapai 3 juta ton/tahun, sementara produksi kedelai dalam negeri hanya 963.183 ton/tahun. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan beberapa faktor yang mencakup penggunaan jarak tanam, tingkat pemeliharaan, pemupukan, ketersediaan air irigasi, kesuburan lahan dan pecegahan hama dan penyakit sehingga menyebabkan produksi kedelai rendah (Adisarwanto, 2008). Untuk meningkatkan produksi kedelai dapat dilakukan dengan berbagai perlakuan budidaya seperti salah satunya dengan mengatur jarak tanam. Produktivitas tanaman kedelai sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya, pengendalian gulma dan hama serta pemupukan dengan dosis serta waktu pemberian yang tepat. Pengendalian gulma yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai. Keberadaan gulma akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman utama, oleh karena itu keberadaan gulma dapat merugikan dan harus dikendalikan dengan teratur dan terencana. Pengendalian gulma pada lahan budidaya tanaman kedelai sangatlah penting sebab periode kritis tanaman semusim pada umumnya terjadi pada periode 1⁄4 sampai 1/3 umur tanam atau pada fase vegetatif tanaman. Periode kritis merupakan waktu tanaman budidaya bersaing dengan gulma. Keberadaan gulma pada areal tanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian baik dari segi kuantitas maupun kualitas produksi (Riskitavani dan Purwani, 2013). Salah satu cara untuk mengurangi gulma di tanaman budidaya kedelai yaitu dengan melakukan penyiangan karena mudah dan murah, selain itu juga ramah lingkungan Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2018 – Juli 2018. Penelitian ini dilaksanakan di UPT. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang terletak di Jl. Raya Randuagung, Kec. Singosari, Kab. Malang Jawa Timur. Tempat penelitian berada di ketinggian +/- 400 mdpl. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari cangkul, sabit, meteran, gembor, tali rafia, plastik, timbangan analitik, oven, amplop, Leaf Area Meter (LAM), kamera digital dan kuadran (frame) berukuran 50 cm x 50 cm. Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih kedelai varietas gema, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCl. Penelitan ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari petak utama yaitu Jarak Tanam (T) dan anak petak yaitu waktu penyiangan gulma (P). Pada penelitian ini terdapat 12 kombinasi perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 3 kali, sehingga diperoleh 36 petak perlakuan. Parameter pengamatan tanaman dalam penelitian ini yaitu pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi jumlah polong per tanaman, jumlah daun, luas daun, tinggi tanaman, bobot kering tanaman, bobot segar tanaman dan untuk pengamatan hasil tanaman meliputi, bobot polong per petak panen, berat biji per petak panen, berat polong per tanaman, berat biji per tanaman, berat 100 biji dan bobot biji ton/ha. Sedangkan pada pengamatan gulma, dilakukan penghitungan jumlah dan identifikasi spesies yang ada pada setiap petak contoh kudrat, lalu dilakukan analisa vegetasi dengan rumus perhitungan yang mengacu pada perhitungan mutlak dan nisbi dari kerapatan, frekuensi, dominansi, serta Summed Dominance Ratio (SDR) setiap spesies gulma yang ada pada petak percobaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5% untuk mengetahui ada tidaknya interaksi nyata atau pengaruh nyata antar perlakuan. Dilanjutkan dengan menggunakan uji BNJ dengan taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam dan penyiangan gulma berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman, jumlah daun, luas daun, tinggi tanaman, bobot kering tanaman, bobot segar tanaman, bobot polong per petak panen, berat biji per petak panen, berat polong per tanaman, berat biji per tanaman, berat 100 biji dan bobot biji ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen hasil dipengaruhi perlakuan jarak tanam serta perlakuan pengendalian gulma, diketahui komponen hasil terbaik diperoleh perlakuan jarak tanam yang lebih lebar yaitu 40 x 20 cm dengan dengan kombinasi penyiangan 15, 25 dan 35 HST.