Respon Petani Terhadap Pemberhentian Program PNPM Mandiri Perdesaan Di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang

Main Author: Sandy, Boy
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173914/
Daftar Isi:
  • Sejak tahun 2007, salah satu program penanggulangan kemiskinan yang memberikan mandat penuh kepada pemerintah daerah di Indonesia adalah PNPM Mandiri. Sekretariat Tim Pengendalian PNPM Mandiri (2007) menjelaskan bahwa, PNPM Madiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Program PNPM Mandiri sendiri menjadikan masyarakat mampu mengidentifikasi masalah/penyebab kemiskinan dan alternatif penyelesaiannya, mampu mengidentifikasi sumber daya yang tersedia di wilayahnya, mampu memutuskan tindakan yang harus dilaksanakan (peningkatan kemampuan masyarakat berorganisasi dalam skala kelompok dan menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan desa/kelurahan). Di tengah kesuksesan yang telah dituai oleh PNPM Mandiri tiba-tiba program ini menjadi suatu program yang dilematis. Hingga pada akhirnya program yang sudah dekat dengan rakyat ini berhenti untuk beroperasi. Kerisauan masyarakat juga terjadi dengan berhentinya PNPM Mandiri karena program yang sudah banyak memberikan manfaat ini tidak memiliki kejelasan lagi. Pergantian penguasa telah menyebabkan berhentinya program PNPM. PNPM yang telah memberikan kemanfaatan yang jelas bagi masyarakat secara teori sudah sejalan dan prakteknya juga disambut baik oleh rakyat. Respon dari petani terhadap adanya program PNPM mandiri perdesaan merupakan salah satu hal yang menentukan apakah kebijakan yang di ambil sudah benar . Apabila respon petani tinggi maka tujuan dari pemberhentian program tidak tepat dan begitupula sebaliknya. Respon sendiri terbentuk dari 3 variabel utama yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah benar petani memberi respon yang negatif terhadap kebijakan pemberhentian program PNPM mandiri perdesaan di Desa Dadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive karena Desa Gadingkulon adalah salah satu desa penerima program PNPM mandiri perdesaan yang terorganisir dengan baik di Kabupaten Malang. Petani menjadi sampel dalam penelitian ini, penentuan sampel untuk petani ditetapkan secara quota sampling sebanyak 30 responden Untuk menentukan siapa saja yang akan di jadikan responden dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode wawancara terstruktur, dan observasi partisipatif. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data-data terkait dari Balai Desa Gadingkulon dan Sekretariat Tim Pengendalian PNPM Mandiri dan berupa gambar untuk penunjang informasi di lapang yang semuanya dikumpulkan melalui proses dokumentasi. Data yang sudah didapatkan kemudian dianalisis dengan scoring menggunakan skala likert dan analisis secara kualitatif Program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Gadingkulon pelaksanaanya di lakukan oleh seluruh lapisan masyarkat Desa Gadingkulon, karena Masyarakat adalah pelaku utama PNPM Mandiri Perdesaan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Sedangkan pelaku-pelaku lainnya di desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya berfungsi sebagai pelaksana, fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur,mekanisme dan alur kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan tercapai dan dilaksanakan secara benar dan konsisten. Di Desa Gadingkulon sendiri pelaksanaan PNPM Mandiri diduga telah berhasil menurunkan angka kemiskinan, di Desa Gadingkulon Program PNPM Mandiri Perdesaan keberhasilan pembangunan infrastruktur desa yang mana pembangunan tersebut memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Desa Gadingkulon dalam kegiatan usaha tani dan mendistribusukan hasil panen mereka. Hasil analisis menunjukkan bahwa respon yang di tunjukan oleh petani terhadap kebijakan pemberhentian program PNPM mandiri sangat rendah. Rendah nya respon dari petani sudah di jelaskan pada variable pengetahuan, sikap dan keterampilan. Respon yang rendah di sebabkan karena petani menilai program PNPM mandiri sudah mampu memberikan kontribusinya di dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh program PNPM itu sendiri. Hal tersebut di tunjukan dengan berbagai pembangunan di bidang infrasetruktur dan fasilitas umum di desa gadingkulon, pembangunan yang di lakukan juga sudah sangat sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat desa gadingkulon selama ini. Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :(1) Di dalam mengambil sebuah keputusan kebijakan, pemerintah sebaiknya mengedepan kepentingan rakyat dari pada kepentingan politik. kebijakan yang di ambil harus benar-benar memberikan keuntungan untuk rakyat kecil, hal tersebut adalah sesuatu yang wajib yang harus di lakukan oleh pemerintah apabila upayanya di dalam mengentaskan kemiskinan benar-benar ingin terwujud.(2) Pemerintah seharusnya mendirikan suatu lembaga bandan pemberdayaan masyarkat yang mana lembaga tersebut menjadi salah satu lembaga tinggi Negara yang memiki wewenang besar di dalam penyelenggaraan Negara sehingga tidak dapat di bubarkan dan lemahkan dengan mudah.(2)Pemerintah juga harus segera membetuk badan pengawas keuangan desa yang mana badan tersebut berfungsi untuk mengawasi pemerintah desa di dalam mengelola dana dari pemerintas pusat. Badan tersebut juga nantinya bisa menjadi lembaga sayap KPK yang bisa membantu melakukan pengawasan dari bawah.