Pengaruh Blotong Tebu dan Rhizobium pada Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
Main Author: | Kamila, Aisyatin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173873/ |
Daftar Isi:
- Kacang tanah salah satu tanaman legum yang sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Menurut BPS (2016) produktivitas kacang tanah pada tahun 2011 hingga tahun 2015 secara berturut-turut yaitu 1,28 ton ha-1, 1,27 ton ha-1, 1,35 ton ha-1, 1,27 ton ha-1 dan 1,33 ton ha-1. Berdasarkan data tersebut, produktivitas kacang tanah di Indonesia tergolong masih rendah dibandingkan dengan potensi hasil kacang tanah yang mencapai 3,8 ton ha-1. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kacang tanah adalah penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus akan menyebabkan kesuburan tanah rendah. Pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik. Pupuk organik mengandung bahan organik yang berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, biologi, dan kimia tanah. Menurut Subowo (2010) bahan organik mempunyai peran penting sebagai pemicu kesuburan tanah, baik sebagai pemasok hara maupun sebagai sumber energi bagi mikroorganisme tanah. Semakin banyak bahan organik maka aktivitas mikroorgaisme tanah akan semakin meningkat. Meningkatnya aktivitas biologi tanah akan mendorong terjadinya perbaikan kesuburan tanah. Blotong tebu merupakan bahan organik yang mampu meningkatkan kesuburan tanah sehingga berpotensi dijadikan pupuk organik.. Tanah yang subur akan memudahkan rhizobium dalam menginfeksi akar tanaman dan pembentukan bintil akar, sehingga N yang dibutuhkan oleh tanaman kacang tanah dapat tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh blotong tebu dan rhizobium pada pertumbuhan dan hasil kacang tanah dan hipotesisnya adalah Penggunaan blotong tebu jika ditingkatkan dapat mengurangi kebutuhan rhizobium pada lahan kacang tanah. Penelitian dilaksanakan di Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Malang pada bulan Mei 2018 sampai bulan Agustus 2018. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 615 mdpl, suhu rata-rata 23,7 ̊C. Metode yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor. Faktor pertama ialah dosis blotong tebu (B0 = tanpa blotong, B1= blotong 20 t ha-1, B2= blotong 30 t ha-1) dan faktor kedua ialah legin yang mengandung rhizobium (L0= tanpa rhizobium, L1= rhizobium 5 g kg-1, L2= rhizobium 10 g kg-1, L3= rhizobium 15 g kg-1). Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah bintil akar, jumlah ginofor, luas daun, bobot kering total tanaman, indeks luas daun, dan laju pertumbuhan tanaman. Pengamatan hasil yaitu jumlah polong per tanaman, jumlah polong cipo, bobot polong kering matahari, hasil panen per hektar, dan bobot 100 biji. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5% apabila terdapat pengaruh yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf uji 5 % untuk mengetahui adanya perbedaan diantara perlakuan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada pengamatan bintil akar umur 35 hst, luas daun umur 35 hst, jumlah polong isi pertanaman, hasil panen per hektar, dan bobot 100 biji terdapat interaksi nyata antara perlakuan pupuk blotong dan rhizobium. Penggunaan dosis pupuk blotong 20 ton ha-1 dan dosis rhizobium 15 g kg-1 memberikan hasil panen/hektar 2,31 ton ha-1, penggunaan dosis pupuk blotong 30 ton ha-1 dan dosis rhizobium 5 g kg-1 memberikan hasil panen/hektar 1,93 t ha-1. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk blotong mampu menurunkan dosis rhizobium.