Laju Dekomposisi Seresah Mahoni (Swietenia Macrophylla), Angsana (Pterocarpus Indicus) Dan Bungur (Lagerstroemia Thorelii) Di Berbagai Kondisi Lingkungan
Main Author: | Rachmawati, Syifa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173863/ |
Daftar Isi:
- Perawatan kebun yang dilakukan di wilayah Kebun Raya Purwodadi (KRP) dilakukan dengan jalan menyapu permukaan tanah setiap hari dan mengangkut semua seresah di lantai kebun terutama di wilayah favorit pengunjung. Di lain sisi, pengangkutan seresah keluar lahan akan menurunkan nilai konservasi tanah yaitu berkaitan dengan ketersediaan air dan hara bagi tanaman, kandungan bahan organik tanah serta keanekaragaman biota dalam tanah. Kondisi tersebut meningkatkan resiko degradasi kesuburan tanah yang akan menurunkan pertumbuhan tanaman, sehingga jasa ekosistem dan keindahan kebun akan menurun. Karakteristik yang berbeda antar tanaman dalam KRP berpengaruh terhadap kondisi iklim mikro (suhu, kelembaban, curah hujan), kualitas seresah (N-total, C-organik, lignin, polifenol) dan jumlah seresah gugur; sehingga ketebalan seresah di permukaan tanah dan laju dekomposisi seresah akan berbeda pula. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari laju dekomposisi seresah mahoni (Swietenia macrophylla), angsana (Pterocarpus indicus) dan bungur (Lagerstroemia thorelii) dalam berbagai kondisi lingkungan (menurut metode litter transfer); mengetahui pandangan pengunjung terhadap adanya seresah di lantai kebun dalam area KRP. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2018 di Kebun Raya Purwodadi (KRP), Pasuruan, Jawa Timur. Perlakuan diatur menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 sumber keragaman (SK). SK 1. Jenis seresah : mahoni, angsana dan bungur. SK 2. Tempat pengamatan didasarkan pada dominasi jenis pohon : (a) Mahoni (di Vak. X), (b) Angsana (di Vak.IX), (c) Bungur (di Vak.XI). Pengukuran setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Pengamatan kehilangan berat masa seresah dilakukan 5 kali (1, 2, 4, 8 dan 12 minggu setelah aplikasi,MSA). Parameter lain yang diamati karakteristik kimia bahan organik (C-organik, N-total, lignin dan polifenol), karakteristik tanah (tekstur, BI, pH, C-organik dan N-total), suhu tanah dan karakteristik pengunjung KRP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan seresah angsana lebih cepat terdekomposisi (k = 0,0122 – 0,0143) di “rumah sendiri” dan memiliki umur paruh lebih pendek (35 – 41 minggu), dibandingkan dengan seresah mahoni (k = 0,0106 – 0,0116) yang memiliki umur paruh kisaran yang sama di “rumah sendiri” atau di “rumah tetangga” (43 – 47 minggu). Untuk laju dekomposisi seresah bungur berada diantara angsana dan mahoni dengan (k = 0,0107 – 0,0125) dan umur paruh (40 – 46,5 minggu). Laju dekomposisi seresah di KRP berkorelasi negatif dengan peningkatan nisbah C/N seresah (y = 0,0235x + 1,1014; R2 = 0,6587). Seresah yang lama tinggal di permukaan tanah akan menutup permukaan tanah lebih lama dengan membentuk lapisan seresah yang tebal bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban tanah. Terbentuknya lapisan seresah yang tebal meningkatkan daya tarik bagi pengunjung untuk mengabadikan hari bahagianya dibawah rindangnya pohon dengan hamparan seresah coklat yang tebal dan rata