Laju Infiltrasi Berdasarkan Karakteristik Penggunaan Lahan Di Kawasan Desa Pesanggrahan, Kota Batu

Main Author: Adriansyah, Ferian
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173860/
Daftar Isi:
  • Permasalahan akibat adanya intensifikasi pertanian mengakibatkan menurunnya fungsi tanah itu sendiri diantaranya yaitu permasalahan penurunan kesuburan tanah, erosi, banjir, maupun kekeringan. Fungsi tanah dalam kaitannya dengan daur hidrologi di bidang pertanian memegang peranan penting dalam ketersediaan air tanah, perencanaan irigasi, dan drainase. Kemampuan tanah dalam proses infiltrasi merupakan faktor yang berperan dalam kegiatan konservasi tanah karena berkaitan dengan besar kemampuan tanah dalam menyimpan ketersediaan air dan dapat mempengaruhi besaran laju aliran runoff. Identifikasi fungsi hidrologi tanah berupa infiltrasi dengan melihat aspek penggunaan lahan dan tutupan lahan perlu dilakukan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pengaturan tata guna lahan yang lebih efektif, selain itu data laju infiltrasi ini juga dapat digunakan untuk peneliti selanjutnya yang memerlukan pengelolaan irigasi maupun drainase terutama pada daerah yang memiliki sektor pertanian yang cukup luas. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018 sampai dengan April 2019 di Kawasan Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu. Plot pengamatan seluas 150 m2 yang terdiri dari 3 penggunaan lahan yaitu: (1) penggunaan lahan tegalan cabai, (2) perkebunan jeruk, dan (3) hutan produksi dengan 3 perbedaan kemiringan lereng yaitu kemiringan lereng 15%, 25%, dan 35%. Penelitian dilakukan dengan pengambilan contoh tanah untuk kegiatan analisis laboratorium serta pengukuran laju infiltrasi aktual di lapangan dan perhitungan laju infiltrasi menggunakan metode Horton pada beberapa penggunaan lahan di kawasan Desa Pesanggrahan. Parameter pengamatan yang diamati terdiri dari laju infiltrasi (cm/jam), tekstur tanah, kadar air tanah (%), berat isi tanah (g/cm3) , porositas (%), kemantapan agregat, dan kadar bahan organik tanah (%). Setelah didapatkan data tersebut, dilakukan analisis uji t antara pengukuran laju infiltrasi aktual di lapangan dan perhitungan hasil model Horton untuk mengetahui tingkat signifikansi kesesuaian metode pengukuran dari kedua metode tersebut lalu dilanjutkan dengan analisis korelasi dan regresi untuk mengetahui hubungan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat laju infiltrasi tanah. Laju infiltrasi yang didapatkan pada lokasi penelitian tergolong pada tingkatan agak cepat hingga cepat. Laju infiltrasi terendah didapatkan pada plot J15 yaitu sebesar 8,18 cm/jam untuk pengukuran laju infiltrasi aktual dan 8,98 cm/jam untuk hasil perhitungan laju infiltrasi menggunakan metode Horton. Untuk nilai laju infiltrasi tertinggi pada pengukuran laju infiltrasi aktual didapatkan pada plot H25 sebesar 20,13 cm/jam sedangkan untuk perhitungan laju infiltrasi model Horton didapatkan pada plot J35 sebesar 21,29 cm/jam. Hasil penelitian menunjukkan metode pengukuran laju infiltrasi aktual dan perhitungan laju infiltrasi model Horton tidak berbeda nyata yang artinya kedua metode tersebut dapat digunakan untuk pengukuran laju infiltrasi di lokasi penelitian. Selain itu, faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil laju infiltrasiii adalah ketersediaan bahan organik di dalam tanah. Hal tersebut dikarenakan bahan organik dapat memperbaiki sifat-sifat fisik tanah sehingga tanah memiliki kemampuan yang baik dalam meloloskan air. Faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor porositas yang dimana dapat menunjukkan sebaran pori di dalam tanah. Semakin banyak pori makro dan semakin sedikit pori mikro maka tanah semakin mudah meloloskan air sehingga laju infiltrasinya dapat berjalan dengan cepat dan semakin banyak juga tanah dapat menahan air yang masuk.