Hubungan Pengetahuan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Dengan Tindakan Petani Dalam Pengelolan Hama Pada Jagung di Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan
Main Author: | Pramesti, Rafadhita Ayunda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173850/ |
Daftar Isi:
- Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) gencar dilaksanakan untuk mengelola lahan pertanian atas serangan OPT dengan cara yang baik dan benar. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah salah satu konsep pengelolaan OPT dengan mengedepankan aspek ekologi dan memperhatikan secara holistik seluruh aspek budidaya tanaman dan pengendalian (Ehler, 2006). Pelaksanaan PHT harus sejalan dengan pengetahuan petani untuk pengambilan keputusan tentang pengelolaan OPT di lahan pertanaman. Besar kontribusi pengetahuan yang secara langsung berpengaruh terhadap perilaku petani dalam pengendalian hama secara baik dan benar. Peningkatan pengetahuan petani salah satunya dapat diupayakan melalui Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT). Kegiatan SLPHT dilakukan dengan melibatkan petani sepenuhnya dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan lahan. Tujuan SLPHT adalah agar petani ikut berperan aktif belajar bersama petani lain dan pemandu SLPHT tentang cara mengendalikan hama yang hadir di pertanaman mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, penentuan responden menggunakan metode sensus yang terdiri dari 20 orang anggota Kelompok Tani Sekar 1. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur serta dokumentasi penelitian sehingga didapatkan data primer dan sekunder. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan petani tentang Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan tindakan petani dalam pengelolaan hama tanaman jagung Pengetahuan petani tentang Pengendalian Hama Terpadu (PHT) didasarkan pada prinsip dasar PHT yaitu budidaya tanaman sehat, pemanfaatan atau pemberdayaan musuh alami, monitoring, dan petani sebagai manager di lahan. Pengetahuan petani tentang PHT secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 92,86% berdasarkan indikator pengetahuan tentang jenis-jenis varietas unggul tanaman jagung, pengolahan tanah, pengairan, penyiangan gulma, pemanfaatan musuh alami, pengamatan lahan secara periodik, dan pengambilan keputusan petani di lahan. Hal ini dikarenakan oleh kegiatan rutin penyuluhan dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman petani terhadap konsep PHT. Tindakan petani dalam pengelolaan hama tanaman jagung didasarkan pada konsep pengelolaan hama berupa pengendalian hayati, pengendalian secara kultur teknis/pola tanam, pengendalian fisik dan mekanik, pemanfaatan pestisida nabati, dan penggunaan pestisida kimia secara bijaksana. Hasil dari tindakan petani ii dalam pengelolaan hama jagung termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 72,00% berdasarkan indikator pemanfaatan musuh alami di lahan, pemanfaatan lingkungan untuk menekan perkembangan hama, pengendalian faktor fisikmekanis, pemanfaatan pestisida nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan bermanfaat, dan aplikasi pestisida kimia secara terstruktur dan bijaksana. Hal ini dikarenakan petani mulai merubah pola pikir dengan berusaha membentuk keseimbangan di dalam ekosistem karena tanaman merupakan sumber makanan hama dan cara yang tepat untuk mengatasi adalah dengan menjaga populasi hama tersebut tetap di bawah ambang ekonomi. Hubungan antara pengetahuan petani tentang PHT dan tindakan petani dalam pengelolaan hama memiliki nilai korelasi sebesar 0,7112 yang dapat diartikan bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara pengetahuan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan tindakan petani dalam pengelolaan hama tanaman jagung. Korelasi ini memberikan nilai positif yang menunjukkan terjadinya perubahan yang searah antara pengetahuan petani tentang PHT dan tindakan petani dalam pengelolaan hama tanaman jagung.