Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimalkan Biaya Tunggu Antrian Tebu (Studi Kasus Di Pg. Krebet Baru, Kabupaten Malang)

Main Author: Kristanti, Yuliana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173831/
Daftar Isi:
  • Tata letak fasilitas merupakan tata cara pengaturan fasilitas pabrik yang bertujuan untuk menunjang kelancaran proses produksi. Tata letak yang memiliki pola aliran material yang tidak tepat dapat menyebabkan kemacetan. Kemacetan material dapat terjadi disebabkan karena adanya material yang menunggu serta banyaknya perpotongan dari lintasan yang ada. Permasalahan tersebut dapat menimbulkan biaya penanganan bahan yang besar. Salah satu pabrik yang memiliki permasalahan tersebut yaitu PG. Krebet Baru. Area penanganan bahan baku pada PG. Krebet Baru memiliki aliran perpindahan truk pengangkut tebu yang berpotongan dan terdapat langkah balik (back tracking). Selain itu terdapat antrian bahan baku di luar pabrik yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas, sehingga diperlukan tata letak usulan yang dapat memperlancar aliran material serta dapat menurunkan biaya penanganan bahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi awal tata letak fasilitas dan biaya penanganan bahan baku pada area penanganan bahan baku PG. Krebet Baru serta mengusulkan tata letak fasilitas alternatif. Metode analisis perancangan tata letak fasilitas usulan menggunakan algoritma Blocplan. Algoritma Blocplan menganalisis permasalahan tata letak berdasarkan hubungan derajat kedekatan antar departemen yang saling berhubungan. Analisis biaya penanganan bahan menggunakan perhitungan ongkos material handling (OMH) untuk mengetahui biaya perpindahan material dari satu departemen ke departemen lain. Hasil penelitian berupa tata letak fasilitas usulan. Tata letak fasilitas usulan yang dipilih yaitu tata letak layout 1 yang memiliki nilai Rscore 0,95 pada pengolahan algoritma Blocplan. Tata letak usulan tersebut mampu menghasilkan jarak perpindahan bahan sebesar 392.156 m dan biaya penanganan bahan sebesar Rp 138.276.110 per hari pada puncak musim giling. Tata letak usulan mampu meminimalkan jarak sebesar 269.43 m atau sebesar 35% dan biaya penanganan bahan sebesar Rp71.861.117 atau sebesar 34% dari tata letak awal per hari pada puncak musim giling.