Pengaruh Umur Bibit Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan (Brassica oleraceae) Sistem Ratun Secara Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
Main Author: | Ainy, Syifaul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173826/ |
Daftar Isi:
- Kailan (Brassica oleracea) termasuk kedalam hortikultura jenis kubis-kubisan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Prospek pengembangan dan pemasaran kailan sangat menjanjikan karena kebutuhan masyarakat terhadap kandungan gizi pada sayuran kalian sangat tinggi. Konsumsi kailan di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun kendala pengembangannya di Indonesia ialah peningkatan permintaan kailan didalam negeri tidak diikuti dengan peningkatan produksinya. Apalagi dengan semakin menurunnya luasan lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian yang menjadi kendala pada budidaya kailan secara konvensional. NFT (Nutrient Film Technique) dapat menjadi suatu solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Menanam kailan menggunakan sistem hidroponik NFT umumnya dilakukan persemaian terlebih dahulu sebelum di pindah kedalam modul (media tanam hidroponik). Biasanya para pengusaha hidroponik seringkali kurang memperhatikan umur bibit sehingga terjadi keterlambatan pemindahan bibit ke modul tanam. Pemilihan umur bibit dapat mempengaruhi kondisi tanaman pada saat dipindahkan ke modul tanam. jika pindah tanam terlambat dilakukan, maka tanaman tidak mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan pertumbuhan vegetatifnya, tanaman lebih cepat menua dan cepat memasuki stadia generatif. Selain itu, upaya peningkatan produksi pada tanaman kailan juga dapat dilakukan dengan penerapan panen sistem ratun (panen dilakukan berulangkali). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh umur bibit pada pertumbuhan dan hasil tanaman kailan secara NFT pada penerapan panen sistem ratun. Kemudian, untuk mendapatkan informasi mengenai umur bibit yang optimum berdasarkan pertumbuhan dan hasil tanaman kailan. Hipotesis dari penelitian ini diduga Pertumbuhan dan hasil tanaman kailan paling optimal yakni pada perlakuan umur bibit 25 hari setelah semai. Semakin lama umur bibit dapat menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman kailan. Penelitian dilaksanakan di kebun sayur Surabaya yang terletak di di Jln. Gayung Kebonsari gang XI/15, Jambangan, Surabaya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (Randomized Block Design) dengan satu faktor yaitu umur bibit dengan enam taraf perlakuan yaitu : B1 = Bibit umur 10 hss, B2 = Bibit umur 15 hss, B3 = Bibit umur 20 hss, B4 = Bibit umur 25 hss, B5 = Bibit umur 30 hss, B6 = Bibit umur 35 hss. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Pengamatan dilakukan dengan mengamati tanaman kailan secara non dekstruktif dengan mengambil 3 tanaman contoh untuk setiap perlakuan yang didapatkan pada saat tanaman berumur 7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst dst. hingga mencapai panen yang kedua. Pengamatan meliputi Komponen pertumbuhan antara lain, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, umur saat panen pertama, umur saat panen kedua. Sedangkan komponen hasil meliputi bobot segar total tanaman, bobot segar konsumsi tanaman, uji kualitas iv kekerasan batang, kadar air serta indeks panen. Analisa data menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Bda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Perlakuan umur bibit berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun. Perlakuan umur bibit berpengaruh nyata terhadap bobot segar total tanaman, bobot segar konsumsi tanaman, uji kualitas kekerasan batang, kadar air serta indeks panen. Pertumbuhan vegetatif tanaman kailan serta indeks panen paling baik terdapat pada perlakuan umur bibit 25 HSS. Komponen hasil tanaman kailan antara lain bobot segar total panen, total bobot segar konsumsi, kekerasan batang dan kadar air paling baik terdapat pada perlakuan umur bibit 10 HSS.