Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Dan Aksesi Bawang Putih (Allium Sativum L) Di Ngantang Kabupaten Malang

Main Author: Anjani, Elly Duwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173813/
Daftar Isi:
  • Bawang Putih adalah salah satu komoditas hortikultura yang banyak diminati masyarakat. Kegunaan bawang putih dibutuhkan sebagai penyedap masakan hingga pengobatan beberapa penyakit. Saat ini kebutuhan bawang putih dalam masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, tetapi tidak diimbangi dengan produksi yang sesuai. Berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) lahan pertanian bawang putih pada tahun 2015 seluas 2.563 ha menjadi 2.407 pada tahun 2016, pada tahun 2017 turun menjadi 2.146 ha sehingga mempengaruhi hasil produksi lokal. Pada tahun 2015 produksi lokal bawang putih sebesar 20.293 ton ha, mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar 21.150 ton ha, sedangkan pada tahun 2017 produksi turun menjadi 19.513 ton ha. Produksi bawang putih nasional terbilang sangat rendah, belum memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sehingga Indonesia masih mengandalkan impor dari negara lain seperti Cina dan India. Varietas unggul bawang putih nasional seperti Lumbu Hijau, Lumbu Kuning, Lumbu Putih, Tawangmangu Baru dan Sangga Sembalun, memiliki kesesuaian lahan dataran tinggi. Oleh karena itu perlu dikembangkan areal penanaman dan produksi tinggi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Beberapa faktor dapat mendukung daya hasil seperti keragaman genetik dan agroekologi yang merupakan fakor penting bagi pertumbuhan tanaman. Keragaman genetik bawang putih berhubungan dengan koleksi plasma nutfah untuk dijadikan perbaikan genetik. Aksesi bawang putih adalah salah satu koleksi plasma nutfah bawang putih sebagai ketersediaan variabilitas untuk memenuhi produksi dalam negeri. Pemuliaan tanaman mempunyai beberapa uji sebelum dilakukan pelepasan suatu varietas, salah satu uji yang harus dilakukan adalah uji daya hasil. Penelitian ini dilakukan dalam satu lokasi dan satu musim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hasil dari empat varietas unggul nasional dan dua aksesi bawang putih. Hipotesis dari penelitian ini terdapat varietas dan aksesi bawang putih yang memiliki daya hasil tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018 hingga Maret 2019 di lahan petani yang bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur yang berlokasi Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan ialah cangkul, meteran, timbangan analitik, penggaris, jangka sorong, mulsa, gunting, kamera digital, bambu dan alat tulis. Bahan yang digunakan antara lain empat varietas bawang putih yaitu Lumbu Kuning, Lumbu Hijau, Lumbu Putih, Tawangmangu Baru dan dua aksesi yaitu bawang Kayu dan bawang Geol. Bahan tanam yang digunakan diperoleh dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Pupuk yang digunakan yaitu ZK, SP36, NPK dan Pupuk Organik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 6 perlakuan yaitu 2 aksesi bawang putih dan 4 varietas pembanding. Masing-masing diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 24 plot percobaan. Setiap plot percobaan terdapat 96 tanaman. Pengacakan dilakukan pada masing-masing blok ulangan. Jarak tanam yang digunakan adalah 12,5 cm x 10 cm. Pengambilan sampel setiap perlakuan diambil 10 sampel. Variabel yang akan diamati meliputi panjang tanaman, diameter batang, umur panen, diameter umbi, bobot umbi per tanaman, bobot total umbi per plot, jumlah siung per tanaman, berat umbi basah per tanaman ii dan berat umbi kering per tanaman. Data yang telah didapatkan kemudian di uji menggunakan analisis ragam dengan uji F pada taraf 5%. Nilai dari hasil perbandingan antara aksesi bawang Kayu, bawang Geol dan varietas Lumbu Kuning, Lumbu Hijau, Lumbu Putih yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras. Karakter yang memiliki nilai berbeda nyata seperti karakter jumlah daun, diameter batang, umur panen, bobot basah, bobot kering, diameter umbi, jumlah siung dan bobot kering ton per hektar diuji menggunakan ortogonal kontras karena hasil akan terlihat lebih signifikan antar perlakuan yang diuji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varietas Lumbu Kuning, Lumbu Putih, Lumbu Hijau dan aksesi bawang Kayu, bawang Geol tidak semua varietas dan aksesi dapat tumbuh dengan optimal. Pada karakter panjang tanaman yang diamati tidak berbeda nyata yang artinya antar perlakuan memiliki hasil yang sama. Pertumbuhan panjang tanaman tidak banyak dipengaruhi faktor lingkungan dan genetik. Karena panjang tanaman diamati pada fase vegetatif yang terlihat sama rata pertumbuhannya antar varietas Lumbu Kuning, Lumbu Putih, Lumbu Hijau dan aksesi bawang Kayu, bawang Geol. Sedangkan pada pengamatan karakter jumlah daun, jumlah siung, umur panen, bobot basah dan bobot kering per hektar menunjukkan aksesi bawang Kayu memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Lumbu Kuning, Lumbu Hijau, Lumbu Putih dan aksesi bawang Geol. Faktor lingkungan seperti ketinggian tempat mempengaruhi pertumbuhan varietas Lumbu Kuning, Lumbu Putih, Lumbu Hijau. Varietas bawang putih dapat tumbuh optimal jika ditanam dengan syarat tumbuh yang sesuai dengan deskripsi varietas. Aksesi bawang Kayu hasilnya lebih tinggi disebabkan bawang Kayu berasal dari sekitar Ngantang dan pujon Kabupaten Malang dengan ketinggian sekitar 700 m dpl, sehingga bawang Kayu pertumbuhannya lebih sesuai dibandingkan dengan varietas dan aksesi yang lain. Varietas Lumbu Kuning, Lumbu Hijau dan aksesi bawang Geol dapat tumbuh optimal jika ditanam pada ketinggian >900 m dpl. Sedangkan varietas Lumbu Putih lebih sesuai ditanam pada ketinggian 6-200 m dpl. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aksesi bawang Kayu yang ditanam pada ketinggian 700 m dpl, suhu 220C memiliki potensi hasil lebih tinggi dibandingkan varietas Lumbu Hijau, Lumbu Kuning, Lumbu Putih dan aksesi bawang Geol yang biasa ditanam pada ketinggian >900 m dpl. Selain itu faktor pendukung aksesi bawang Kayu memiliki potensi hasil tingggi karena ditanam pada kondisi sesuai syarat tumbuhnya. Beberapa parameter vegetatif dan generatif yang mendukung aksesi bawang Kayu memiliki potensi hasil tinggi yaitu jumlah daun, jumlah siung, bobot basah, diameter umbi dan bobot kering per hektar.