Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Belimbing (Studi Kasus di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro)
Main Author: | Dewi, Fina Khoirunnisa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173808/ |
Daftar Isi:
- Belimbing di Desa Ngringinrejo merupakan salah satu tanaman hortikultura yang menjadi ciri khas Kabupaten Bojonegoro. Belimbing di Desa Ngringinrejo memiliki keunikan dalam hal rasa dan warna, selain itu buah yang dihasilkan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama dibandingkan dengan buah belimbing dari daerah lain. Produksi belimbing pada tahun 2015 produksi buah belimbing di Desa Ngringinrejo mengalami penurunan akibat dari musim hujan yang panjang sehingga menyebabkan meledaknya populasi hama lalat dan ulat karena banjir. Selain musim hujan, tanaman belimbing juga rentan terhadap musim kemarau. Musim kemarau dapat menyebabkan bunga tanaman belimbing tidak dapat tumbuh dengan baik, sehingga tidak dapat berbuah. Petani menjual buah belimbing dengan harga yang relaif stabil meskipun produksinya menurun. Metode penentuan jumlah responden adalah dengan menggunakan metode simple random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 51 orang petani belimbing. Metode analisis data dilakukan dengan menganalisis arus uang tunai (cashflow) dan menganalisis kelayakan finansial. Analsis kelayakan finansial dilakukan dengan menghitung nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net B/C Ratio, serta menghitung payback period. Kemudian dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat kepekaan usahatani terhadap perubahan pada peningkatan biaya produksi dan penurunan hasil produksi. Hasil penelitian menunjjukan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh petani belimbing setiap tahunnya selama 16 tahun adalah sebesar Rp. 60.697.063. Petani masih belum menerima pendapatan mulai dari tahun ke-1 sampai pada tahun ke-4 karena tanaman belimbing masih belum dapat dipanen. Petani dapat menerima pendapatan pada tahun berikutnya yaitu tahun ke-5 dan terus meningkat sampai pada tahun ke-7. Pada tahun berikutnya pendapatan petani menurun sampai pada tahun ke-16. Petani tidak mendapatkan pendapatan pada tahun ke-15 sampai tahun ke-16 karena petani perlu melakukan kegiatan peremajaan untuk memperpanjang umur ekonomis tanaman belimbing. Hasil analisis kriteria investasi menunjukkan bahwa kegiatan usahatani belimbing di Desa Ngringinrejo layak untuk diusahatanikan karena telah memenuhi kriteria kelayakan usahatani. Nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp 173.350.099., Net B/C Ratio sebesar 1,186, IRR pada penelitian ini menunjukkan nilai 19%. Modal yang dikeluarkan oleh petani untuk investasi pada usahatani belimbing dapat kembali pada tahun ke-9. Analisis sensitivitas dihitung berdasarkan perubahan pada biaya produksi dan hasil produksi. Peningkatan biaya produksi sebesar 18% merupakan batas maksimum agar masih dapat dikatakan layak. Penurunan hasil produksi sebesar 12% merupakan batas maksimum agar masih dapat dikatakan layak.