Analisis Means-End Chain pada Pembelian Produk Restoran Cepat Saji

Main Author: ma'rifah, Ainul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173805/
Daftar Isi:
  • McDonald’s merupakan restoran fast food yang tidak asing bagi para remaja khususnya mahasiswa. Menurut Kwartati (2013), peningkatan pertumbuhan industri restoran cepat saji di Indonesia disebabkan oleh keinginan konsumen terutama kalangan muda mendapatkan pelayanan serba cepat. Pasar mahasiswa sedang berkembang, dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Knutson (2000) menunjukkan bahwa mahasiswa dan makanan cepat saji menunjukkan keselarasan. Hal tersebut berkaitan dengan pengetahuan produk dan pengetahuan diri. Tentunya tiap konsumen McDonald’s memiliki pengetahuan yang berbeda dilihat dari sasaran konsumennya yang sangat luas. Sehingga dalam penelitian ini ingin melihat perbedaan pola Means-End Chains pada tiap konsumennya khususnya mahasiswa yang dikelompokkan dalam pendekatan geodemografis. Mahasiswa Universitas Brawijaya dianggap memenuhi semua perbedaan karakteristik karena karakteristiknya yang sangat beragam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola Means-End Chain dengan pendekatan geodemografis. Metode analisis pola Means-End Chain dengan pendekatan geodemografis yaitu menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian antara lain Ada karakteristik yang berbeda di tiap konsumen McDonald’s. Dengan pendekatan geodemografis, mayoritas responden adalah laki-laki dengan usia 20 tahun hingga 22 tahun dan memiliki jumlah uang saku sebesar lebih dari 1 juta hingga 2 juta rupiah. Mayoritas konsumen McD membeli makanan berat seperti fried chicken. Pola means-end chain yang didapat yaitu attribute-consequence-value dengan mayoritas konsumen memilih atribut harga karena dinilai cenderung mempunyai kakuatan untuk konsumen membuat keputusan pembelian. Variabel consequence tertinggi yaitu variabel mengenyangkan dan variabel value tertinggi adalah kesenangan yang merupakan salah satu karakteristik hedonisme. Secara keseluruhan konsumen McD berorientasi pada hedonisme dengan value kesenangan sebagai karakteristiknya. Namun, tidak semua konsumen berada di tingkat value, hal ini membuktikan bahwa beberapa konsumen masih memiliki tingkat keterlibatan yang kurang tinggi. Ada hubungan antara karakteristik geodemografis dengan pola means-end chain. Hubungan tersebut dibuktikan dengan variabel usia dan uang saku berpengaruh untuk menentukan nilai-nilai pribadi. Ditunjukkan bahwa gender hampir tidak ada perbedaan dalam menunjukkan nilai-nilai pribadi karena angka yang ditunjukkan hampir sama. Dari profil geodemografis tersebut, perubahan paling signifikan adalah profil demografis usia 20-22 tahun yang paling menurun diantara profil demografis lainnya. Dapat dikatakan bahwa yang paling banyak tidak memiliki value adalah usia 20-22 tahun. Hal tersebut membuktikan bahwa karakteristik konsumen dengan pendekatan geodemografis memiliki hubungan erat karena tiap profil geodemografis memiliki nilai pribadi masing-masing.