Kimia Bahan Letusan Kelud dan Pertumbuhan Pakcoy akibat Aplikasi Bahan Organik Baru pada Residu Pupuk Anorganik dan Tithonia diversifolia
Main Author: | Arumsari, Latri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173794/ |
Daftar Isi:
- Kecamatan Ngantang mengalami kerusakan lahan pada sektor pertanian akibat erupsi Gunung Kelud pada tahun 2014. Pada penelitian sebelumnya, penambahan pupuk anorganik dan bahan organik memberikan pengaruh tidak nyata terhadap sifat kimia material piroklastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tersebut memiliki potensi pengaruh dalam jangka waktu yang panjang. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh residu dari pupuk anorganik dan bahan organik yang telah diaplikasikan sebelumnya, serta untuk mengetahui perlu tidaknya penambahan bahan organik baru. Perbaikan sifat kimia kemudian dikaitan dengan pertumbuhan tanaman (Pakcoy). Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan Desember-April 2019. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu 10 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari kombinasi residu tithonia dan pupuk anorganik (40%, 70%, 100%), penambahan bahan organik baru (tanpa penambahan bahan organik baru, pupuk kandang sapi, tithonia segar), dan residu 100% pupuk anorganik. Inkubasi media dilakukan pada 2 minggu sebelum tanam. Analisa kandungan C-organik dan pH dilakukan pada 0, 2, 6 MST (minggu setelah tanam), sedangkan KTK dan kation basa dapat ditukar dilakukan pada 0, 6 MST. Pertumbuhan tanaman (jumlah daun dan panjang tanaman) diukur pada setiap minggu setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu pupuk anorganik (semua dosis) dengan tithonia memiliki nilai pH (5,7-6,1), kandungan C-organik (0,22-0,47%), nilai KTK (6,9-10,3 cmol kg-1), K-dd (0,10-0,32 cmol kg-1), Na-dd (0,34-0,37 cmol kg-1), Ca-dd (0,22-0,66 cmol kg-1), dan Mg-dd (0,46-1,10 cmol kg-1) lebih tinggi dibandingkan 100% pupuk anorganik saja. Dalam residu ini, R40B0 (residu 40% pupuk anorganik dengan tithonia) memiliki sifat kimia terbaik. Penambahan bahan organik baru ke bahan residu mampu memperbaiki sifat kimia. Perlakuan pupuk kandang sapi pada residu 40% pupuk anorganik dengan tithonia (R40BPk) memiliki nilai pH (5,8-6,3), kandungan C-organik (0,30-0,73%), KTK (7,6-12,2 cmol kg-1), K-dd (0,21-0,35 cmol kg-1), Na-dd (0,07-0,12 cmol kg-1), dan Ca-dd (0,13-1,38 cmol kg-1) lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain. Pertumbuhan tanaman lebih baik dengan perlakuan bahan organik pada residu 70% dan 40% pupuk anorganik. Disisi lain, perlakuan bahan organik pada residu 100% pupuk anorganik memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman.