Penapisan Bakteri Indigenous Ub Forest Sebagai Bakteri Kitinolitik Penghambat Penyakit Antraknosa Pada Buah Cabai Merah

Main Author: Karina, Nava
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173784/
Daftar Isi:
  • Cabai merah adalah salah satu komoditas hortikultura yang menjadi salah satu penyebab inflasi akibat harga yang fluktuatif karena jumlah produksi yang kurang optimal. Salah satu faktor penghambat produksi cabai adalah adanya serangan penyakit busuk buah (antraknosa) yang disebabkan oleh jamur patogen Colletotrichum gloeosporioides. Penyakit antraknosa dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 90%. Pengendalian yang telah dilakukan adalah dengan menggunakan fungisida sintetik. Akan tetapi penggunaan fungisida secara terus menerus memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alternatif pengendalian penyakit antraknosa yang bersifat ramah lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan potensi bakteri kitinolitik. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penapisan bakteri indigenous UB Forest sebagai bakteri kitinolitik dan mengetahui potensinya dalam menekan penyakit antraknosa pada buah cabai merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2019 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Tahapan penelitian meliputi: Isolasi dan uji patogenesitas C. gloeosporioides, peremajaan 78 isolat bakteri indigenous UB Foresi koleksi Jurusan Hama dan Penyakit, penapisan bakteri indigenous UB Forest sebagai bakteri kitinolitik pada media kitin, seleksi antagonis bakteri kitinolitik dalam menghambat C. gloeosporioides dengan menggunakan metode dual culture, pengujian penghambatan ekstrak kasar kitinase terhadap C. gloeosporioides menggunakan metode agar well difusion, pengamatan abnormalitas hifa jamur di bawah mikroskop, dan uji penghambatan bakteri kitinolitik terhadap penyakit antraknosa pada buah cabai merah. Data dianalisis dengan sidik ragam dan uji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikansi 5% pada software SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa jamur hasil isolasi sesuai dengan karakteristik jamur C. gloeosporioides. Berdasarkan hasil penapisan bakteri kitinolitik UB Forest, terdapat 76 isolat dari 78 isolat bakteri indigenous UB Forest yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi kitin. Hasil seleksi dari 76 bakteri kitinolitik menujukan bahwa terdapat 71 bakteri yang memiliki kemampuan menghambat C. gloeosporioides pada rentang penghambatan 9-100%. Hasil pengujian menyatakan bahwa ekstrak kasar kitinase 5 bakteri kitinolitik UB Forest terpilih berpengaruh nyata dibandingkan dengan kontrol akuades dan fungisida (mancozeb 80%) dalam menekan C. gloeosporioides. Aplikasi ekstrak kasar kitinase menyebabkan gejala abnormalitas hifa C. gloeosporioides yaitu hifa lisis, menggulung, mengeriting, dan hifa layu. Berdasarkan pengujian persentase penghambatan bakteri kitinolitik terhadap C. gloeosporioides pada buah cabai menunjukan bahwa aplikasi bakteri kitinolitik UB Forest dengan kode UB 4, UB 5, UB 10, UB 17, dan UB 21 berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol dengan fungisida mancozeb 80% dan akuades.