Analisis Dampak Perbedaan Penggunaan Lahan Terhadap Indikator Hidrologi Di Das Mikro Bangsri Kabupaten Malang

Main Author: Hidayah, Novi Rohmatul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173782/
Daftar Isi:
  • Daerah Aliran Sungai (DAS) memiliki potensi sumberdaya air yang sangat strategis untuk kehidupan sebagian besar masyarakat Jawa Timur. DAS Brantas saat ini mengalami degradasi lahan sebagai akibat dari perubahan penggunaan lahan yang mengganggu proses hidrologi lahan. Untuk itu, DAS Brantas termasuk salah satu DAS super kritis di Indonesia. Salah satu inovasi pendekatan rehabilitasi DAS kritis, United Nation Development Programme (UNDP) merekomendasikan dilakukannya pengelolaan DAS Mikro. Untuk itu penelitian ini dirancang sebagai bagian dari baseline studi dengan mengevaluasi dan menganalisis perubahan indikator hidrologi sebagai akibat perbedaan penggunaan lahan di DAS Mikro. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis hubungan perbedaan penggunaan lahan dan indikator hidrologi Total Water Yield dan (2) Menganalisis hubungan perbedaan penggunaan lahan dan indikator penyangga lahan dalam mengatur air hujan untuk diinfiltrasikan ke dalam tanah dalam kawasan DAS. Pelaksanaan penelitian dilakukan di DAS Mikro Bangsri yang terletak di Desa Sanankerto dan Desa Bambang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan bulan Desember 2018. Pengukuran debit sungai dilakukan di empat outlet Sub DAS Mikro, yaitu di Bangsri, Sumberbulu, Bendo dan Bangsri Hulu. Metode hirarki digunakan untuk menganalisis peta landsat tahun 2017 guna menetapkan macam penggunaan lahan. Debit sungai diukur dengan penetapan luas penampang aliran sungai dikalikan dengan kecepatan aliran sungai. Kecepatan aliran sungai ditetapkan dengan metode pelampung dan dikalibrasi dengan alat current meter. Indikator hidrologi DAS dianalisis dengan model yang dikembangkan oleh Farida dan van Noordwijk (2004). Indikator hidrologi yang digunakan adalah Total Water Yield (TWY), Buffering Indicator (BI), Relative Indicator Hidrologi (RBI) dan Break Peak Even (BPE). Hasil dari penelitian ini yaitu pola curah hujan yang terjadi di DAS Mikro Bangsri adalah pola curah hujan monsunal karena memiliki dua puncak kejadian hujan yaitu di awal dan akhir tahun. Penggunaan lahan yang terluas keseluruhan adalah agroforestri dan penggunaan lahan hutan yang terluas terdapat di sub DAS Bendo dan Bangsri Hulu. Nilai TWY tertinggi di Bendo yaitu 0,0278 mm.hari-1 dan terendah di Bangsri dengan nilai 0,0085 mm.hari-1. Sedangkan nilai BI, RBI, dan BPE tertinggi yaitu di Bangsri dengan nilai secara berturut-turut 0,9995 mm.hari-1; 0,9408 mm.hari-1; 0,9990 mm.hari-1. Nilai BI terendah di Bendo dengan nilai 0,9962 mm.hari-1, nilai RBI terendah di Sumberbulu dengan nilai 0,8373 mm.hari- 1 dan nilai BPE terendah di Sumberbulu yaitu 0,9922 mm.hari-1. Luas penggunaan lahan di DAS Mikro Bangsri mempengaruhi nilai TWY, BI, dan RBI karena memiliki nilai F hitung lebih besar dari F tabel. Sedangkan luas penggunaan lahan mempengaruhi nilai BPE di beberapa penggunaan lahan. Hal ini dikarenakan DAS Mikro Bangsri memiliki tekstur tanah berpasir dengan fraksi pasir lebih dari 70%.