Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Produk Olahan Salak UD. Halwa Indoraya Desa Kedungrejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang

Main Author: Karina, Dian
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173728/
Daftar Isi:
  • Pengembangan agroindustri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk primer komoditas pertanian. Salah satu komoditas tanaman hortikultura yang mampu mendukung perkembangan agroindustri adalah buah-buahan. Pada umumnya pemanfaatan buah hanya sebatas pada isian buah saja namun, beberapa inovator telah membuat terobosan baru dengan mengolah bagian kulit maupun biji buah-buahan. Salah satunya ialah pengolahan kulit salak dan biji buah salak di Jombang tepatnya UD. Halwa Indoraya. Adanya kegiatan agroindustri yang mengubah bentuk primer menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Usaha olahan salak yang dijalankan diharapkan dapat memberikan keuntungan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Agar perusahaan mendapatkan keuntungan dapat tercapai maka terlebih dahulu dilakukan sebuah studi kelayakan untuk menilai investasi yang akan ditanamkan pada perusahaan tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengetahui kelayakan finansial produk-produk olahan salak yakni jenang salak, kopi biji salak dan teh kulit salak UD. Halwa Indoraya; (2) Menganalisis sensitivitas usaha saat ini dan dengan pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada kenaikan biaya bahan penunjang gula merah (khusus pada produk jenang) Hasil analisis kelayakan finansial UD. Halwa Indoraya dalam memproduksi jenang salak, kopi biji salak dan teh salak layak untuk dijalankan, hal ini karena nilai NPV untuk jenang salak yakni NPV>0 sebesar Rp 18.267.792 dengan nilai IRR 43% dan Net B/C ratio >1 yakni sebesar 2,3. Pada kopi salak nilai NPV>0 yakni sebesar Rp 27.585.997 dengan nilai IRR 81% dan Net B/C ratio sebesar 4,9. Pada teh salak nilai NPV>0 yakni sebesar Rp 2.912.725 dengan IRR sebesar 21% dan Net B/C ratio sebesar 1,4. Hasil analisis sensitivitas kenaikan gula merah pada produk jenang salak pada persentase 15%, 30% dan 45% tetap layak dijalankan karena sesuai kriteria kelayakan, yakni NPV>0, IRR lebih besar dari suku bunga 0,09%, Net B/C ratio >1. Sehingga dari hasil yang didapatkan, usaha jenang salak masih layak dijalankan walaupun terjadi kenaikan harga gula merah sebesar 15%, 30% dan 45%. Dari hasil analisis didapatkan bahwa semua produk layak untuk dikembangkan karena sesuai dengan kriteria kelayakan. Produk dengan kelayakan yang paling baik adalah produk kopi biji salak dari pada produk jenang salak dan teh salak kerena memiliki penilaian kriteria kelayakan paling tinggi atau baik.