Pengaruh Umur Bibit Dan Tata Letak Tanaman Terhadap Produksi Sawi Hijau (Brassica Juncea L

Main Author: -, Misromi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173688/
Daftar Isi:
  • Tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) lazim dibudidayakan oleh petani dengan menanam secara langsung dari benih. Penggunaan bibit dalam penanaman sawi bertujuan untuk memperpendek umur tanaman dilapang, sehingga umur panen dapat lebih cepat dibandingkan dengan penanaman sawi dengan menggunakan benih langsung. Akan tetapi pengunaan bibit harus memperhatikan umur bibit yang tepat. Selain itu, dilakukan pengaturan tata letak penanaman yakni bujur sangkar dan zig-zag. Tata letak penanaman bujur sangkar dan zig-zag dengan jarak tanam yang sama akan menghasilkan populasi tanaman per petak yang berbeda. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh umur bibit yang tepat dan pengaturan tata letak penanaman dengan bujur sangkar dan zig-zag yang tepat untuk meningkatkan produksi sawi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai April 2019 di Desa Bokor, Kecamatan Tumpang, Kabupaten malang dan Laboratorium Sumber Daya Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Alat yang akan digunakan dalam penelitian antara lain cangkul, gembor, ember, meteran, plastik semai, penggaris, timbangan analitik, oven, LAM (leaf area meter), kamera digital dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih sawi varietas Shinta, pupuk kandang sapi, air, pestisida dan pupuk NPK Phonska (16:16:16). Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 5 perlakuan umur bibit dan 2 tata letak penanaman sehingga didapatkan 10 kombinasi dengan 3 ulangan, yaitu P1 : Bujur sangkar + Benih, P2 : Bujur sangkar + Umur bibit 6 hss, P3 : Bujur sangkar + Umur bibit 9 hss, P4 : Bujur sangkar + Umur bibit 12 hss, P5 : Bujur sangkar + Umur bibit 15 hss, P6 : Zig-zag + Benih, P7 : Zig-zag + Umur benih 6 hss, P8 : Zig-zag + Umur bibit 9 hss, P9 : Zig-zag + Umur bibit 12 hss, P10 : Zig-zag + Umur bibit 15 hss. Pelaksanaan percobaan dimulai dengan penyemaian, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan tanaman dan panen. Pengamatan percobaan yang dilakukan yaitu pengamatan jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman, laju pertumbuhan tanaman, bobot segar tanaman, bobot konsumsi dan hasil per hektar. Setelah data pengamatan percobaan didapatkan dilakukan analisis data menggunakan ANNOVA atau uji F dengan taraf 5 % dan apabila terdapat beda nyata antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan BNT pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukan kombinasi perlakuan tata letak penanaman bujur sangkar dengan benih, umur bibit 6, 9 hari serta kombinasi perlakuan tata letak penanaman zig-zag dengan benih, umur bibit 6 dan 9 hari mempunyai jumlah daun yang sama lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain, kombinasi perlakuan tata letak penanaman bujur sangkar dengan umur bibit 9 hari, 12 hari yakni 2.172,32 cm tan-1, 1.701,29 cm tan-1 serta kombinasi perlakuan tata letak penanaman zig-zag dengan umur bibit 6 dan 9 hari yakni 2.083,40 cm tan-1, 1.669,70 cm tan-1 memiliki luas daun yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lain, kombinasi perlakuan tata letak penanaman bujur sangkar dengan umur bibit 6 dan 9 hari yakni 16,63 g tan-1, 21,10 g tan-1 serta kombinasi perlakuanii tata letak penanaman zig-zag dengan umur bibit 6 yakni 19,14 g tan-1 mempunyai bobot kering total per tanaman yang lebih besar dibandingkan perlakuan lain, kombinasi perlakuan tata letak penanaman bujur sangkar dengan umur bibit 9 hari dan tata letak penanaman zig-zag dengan umur bibit 6 hari mempunyai laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain yakni 13,90 g.m-2hari-1 dan 13,68 g.m-2hari-1, kombinasi perlakuan tata letak penanaman zig-zag dengan umur bibit 6 dan 9 hari mempunyai bobot segar yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang lain, yakni 6,44 kg dan 5,98 kg, kombinasi perlakuan tata letak penanaman zig-zag dengan umur 6 dan 9 hari mempunyai bobot konsumsi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perlakuan yang lain, yakni 4,75 kg dan 4,63 kg, kombinasi perlakuan tata letak penanaman zig-zag dengan umur 6 dan 9 hari mempunyai hasil per hektar yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perlakuan yang lain, yakni 45,10 tonha-1 dan 44,00 ton ha-1, perlakuan umur bibit 6 da 9 hari mempunyai umur panen 29 dan 32 hari yang lebih singkat dibandingkan dengan perlakuan tanam langsung dari benih dengan umur panen 44 hari.