Analisis Intergasi Pasar Komoditas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Probolinggo
Main Author: | Adlina, Jifa Maulia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173687/ |
Daftar Isi:
- Beragam manfaat yang dimiliki serta nilai ekonomi yang tinggi, membuat bawang merah menjadi salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan. Potensi yang begitu besar perlu ditunjang oleh sistem pemasaran yang efisien, salah satu ciri pemasaran yang efisien adalah adanya pasar yang terintegrasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui integrasi pasar bawang merah serta pasar acuan yang dijadikan sebagai acuan pembentuk harga komoditas bawang merah. Penelitian dilakukan di Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo sebagai kabupaten sentra utama penghasil bawang merah di Jawa Timur. Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Maret hingga April 2019, dengan data harga tingkat produsen di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Probolinggo selama 5 tahun terakhir (2014-2018). Metode analisis integrasi pasar bawang merah di Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo ini menggunakan uji kointegrasi untuk mengetahui integrasi jangka panjang dan uji Error Correction Model (ECM) untuk mengetahui integrasi jangka pendek antara harga di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Probolinggo. Uji Granger-Causality digunakan untuk mengatahui hubungan kausalitas diantara variabel harga yang diteliti. Uji kausalitas juga dapat menggambarkan arah hubungan sebab akibat yang terjadi, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui pasar mana yang dijadikan sebagai acuan dalam pembentukan harga. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi integrasi pasar jangka panjang dan jangka pendek diantara Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo. Hasil estimasi ECM menjelaskan bahwa secara spasial harga bawang merah di Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo terintegrasi lemah dalam jangka pendek. Nilai R-squared yang sebesar 0,415 menujukkan bahwa sebesar 41,5% variabel harga di Kabupaten Nganjuk dijelaskan oleh harga di Probolinggo. Nilai koefisien ΔHP menjelaskan perubahan harga sebesar 1 rupiah di Kabupaten Nganjuk akan diikuti oleh Kabupaten Probolinggo sebesar 0,63 rupiah. Nilai koefisien ECT adalah sebesar - 0,771989, berarti pergerakan harga semakin menjauhi keseimbangan jangka pendek. Waktu yang dibutuhkan untuk penyesuaian hingga menuju keseimbangan (speed of adjustment) adalah 1,3 bulan. Adapun uji kausalitas menunjukkan bahwa Kabupaten Nganjuk sebagai pasar acuan sehingga mempengaruhi pembentukan harga di Kabupaten Probolinggo. Penyesuaian harga yang berlangsung cukup lama ini sebaiknya diperhatikan oleh pemerintah, karena hal ini menunjukkan integrasi yang terjadi antara pasar sentra bawang merah adalah lemah. Pemerintah perlu mempertimbangkan untuk membuat suatu lembaga di tiap pasar yang dapat memberikan informasi harga kepada pelaku pasar. Sehingga informasi mengenai perubahan harga di suatu pasar dapat segera direspon oleh pasar lainnya.