Pengaruh Temperatur Reaktor Terhadap Produk Hasil Pirolisis Bertingkat Eceng Gondok dengan Katalis Zeolit dan Penambahan Uap Air

Main Author: Abdillah, Syafiq Muhammad
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173677/
Daftar Isi:
  • Eceng gondok merupakan tanaman air yang merupakan gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Padahal eceng gondok berpotensi dijadikan produk yang bermanfaat seperti bahan baku bio fuel, bio ethanol, bahan baku parfum, bahan baku deterjen dan bahan baku antiseptik sehingga dari yang awalnya merugikan dapat menjadi produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari – hari dikarenakan pada eceng gondok terkandung kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin yang apabila diproses secara pirolisis dapat menghasilkan senyawa – senyawa bahan baku bio fuel, bio ethanol, dan sebagainya. Pirolisis adalah proses dekomposisi biomassa dengan tanpa atau sedikit oksigen. Pirolisis bertingkat atau bisa disebut dengan pirolisis secara ex situ adalah proses pirolisis dengan dimana katalis dan biomassa berada pada reaktor yang berbeda. Penggunaan katalis zeolit pada pirolisis bertujuan untuk mengoptimalkan produksi tar yang dihasilkan dari proses pirolisis dan penambahan uap air bertujuan untuk meningkatkan produksi tar dan gas yang terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur reaktor biomassa terhadap produk hasil pirolisis bertingkat eceng gondok dengan katalis zeolit dan penambahan uap air pada sifat fisik, persen massa yang dihasilkan dan kandungan tar. Penelitian ini menggunakan variasi temperatur 450°C, 550°C dan 650°C. Pirolisis pada penelitian kali ini dilakukan selama satu jam dengan bahan baku biomassa eceng gondok seberat 300 gram dan penambahan katalis zeolit seberat 300 gram, penambahan uap air seberat 100 gram. Hasil dari penelitian ini adalah semakin tingginya temperatur pada proses pirolisis maka akan meningkatkan persen massa tar dan gas yang terbentuk dan menurunkan persen massa char yang terbentuk. Temperatur yang semakin meningkat maka massa jenis tar akan meningkat. Hal ini dikarenakan pada temperatur yang semakin tinggi maka semakin besar energi untuk mendekomposisi biomassa sehingga senyawa – senyawa yang terbentuk akan semakin banyak dan akan meningkatkan massa dari tar yang dihasilkan. Pada temperatur 450°C didapat konsentrasi kandungan senyawa hidrokarbon tertinggi. Hal ini dikarenakan semakin tingginya temperatur maka senyawa – senyawa yang berantai panjang (hidrokarbon) lebih banyak yang terpecah menjadi senyawa – senyawa yang berantai lebih pendek. Temperatur 450°C didapat konsentrasi kandungan senyawa alkohol tertinggi.