Pengaruh Ketebalan Mulsa Jerami Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus Esculentus L. Moench)
Main Author: | Monica, Silva |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173663/ |
Daftar Isi:
- Tanaman okra (Abelmoschus esculentus L. Moench) merupakan tanaman yang kaya akan manfaat karena memiliki kandungan lemak, protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Tanaman okra terbilang dijadikan sebagai bahan makanan, bagian batang okra juga dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif, dan okra dapat juga dimanfaatkan sebagai obat. Dilihat dari banyaknya manfaat dari tanaman okra, permintaan dunia akan okra pun meningkat. Sayuran okra beku siap saji 70% hasil dari total produksi sekitar 1.500 ton per tahun di Jember diekspor ke Jepang, Taiwan, Australia dan beberapa negara lainnya dengan harga yang lebih tinggi. Dilihat dari potensi tersebut maka Indonesia memiliki peluang besar menjadi pengekspor okra, untuk itu diperlukan upaya peningkatan hasil tanaman okra di Indonesia. Okra juga merupakan tanaman yang membutuhkan cukup banyak air. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir tingkat kehilangan air akibat erosi, limpasan permukaan dan akibat dari proses evaporasi dan evapotranspirasi dapat dilakukan upaya modifikasi kondisi lingkungan tumbuh melalui rekayasa lingkungan dengan aplikasi mulsa organik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman okra secara maksimal pemberian mulsa organik khususnya mulsa jerami padi. Efektivitas penggunaan mulsa dipengaruhi oleh tingkat ketebalan mulsa, semakin tebal mulsa yang diberikan, maka semakin rendah energi radiasi matahari yang diterima permukaan tanah, sehingga laju evaporasi maupun evapotranspirasi akan berlangsung lambat. Lambatnya laju evaporasi tersebut akan mengendalikan kehilangan air tanah melalui permukaan tanah, sehingga tingkat ketersediaan air tanah dapat dipertahankan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2019 di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi penelitian berada pada ketinggian ±460 mdpl, dengan suhu 23 - 25oC, dan curah hujan berkisar 1000 – 1500 mm/th. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menempatkan tingkat ketebalan mulsa jerami padi sebagai perlakuan yang terdiri dari 6 tingkat ketebalan mulsa jerami, yaitu : tanpa mulsa (M0), Mulsa jerami ketebalan 1,5 cm (M1), Mulsa jerami ketebalan 3,0 cm (M2), Mulsa jerami ketebalan 4,5 cm (M3), Mulsa jerami ketebalan 6,0 cm (M4), dan Mulsa jerami ketebalan 7,5 cm (M5). Seluruh perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 petak percobaan dengan masing - masing (ANOVA). Apabila terdapat pengaruh yang berbeda nyata pada perlakuan, maka dilanjutkan dengan menggunakan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) dengan taraf 5%. Analisis dilakukan pada semua data meliputi : Tinggi tanaman , jumah daun, luas daun, jumlah polong, panjang polong, diameter polong, bobot segar polong, bobot segar polong per petak, bobot segar polong per ha, dan untuk pengamatan lingkungan mencakup pengamatan kelembaban tanah, dan suhu tanah. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan mulsa jerami dengan pada berbagai ketebalan berbeda menunjukkan pengaruh terhadap komponen pertumbuhan seperti jumlah daun, dan luas daun. Pada komponen hasil memberikan pengaruh pada jumlah polong, bobot segar polong per tanaman, bobot segar polong per petak, dan bobot polong per ha. Tanaman okra yang diberi mulsa jerami dengan ketebalan 7,5 cm menghasilkan polong per hektar yang tertinggi, yaitu sebesar 10,24 ton ha-1